Pasar Swalayan

913 22 0
                                    

Hari ini, kelas 11 IPA-2 sedang bersenang-senang karena satu alasan yang disukai hampir seluruh murid,, yaitu jamkos.

Alena sangat pusing dengan Pr fisika yang belum dirinya kerjakan,, tapi sekarang keadaan kelas sudah sangat gaduh layaknya pasar swalayan.

"Belajar terus lo, gak takut pecah tu otak" Quella, sahabat Alena datang sambil memakan mi lidinya.

"Diam lo,, jangan nambah pusing " Alena menahan kepalanya dengan sebuah telapak tangan kanannya.

"Alena,, Quella,, disuruh Pak Han ke perpustakaan ngantar buku Bahasa Inggris" Ujar Tan dari depan kelas.

"Hadehh, ganggu banget tu guru.. Bingung gue,, hoby banget gangguin hidup orang" gerutu Quella mengambil alih buku di tangan Tan.

Quella melangkah lebih dahulu dari Alena yang sedang menyimpan alat tulisnya kedalam tas.

"Alena"  Kevin mencegal tangan Alena yang akan melangkah pergi.

"Hmm.. Kenapa?? " Alena berdehem malas .

"Nanti siang, kamu pulang bareng aku,, mama mau ketemu sama kamu"

"Hmm" Alena melenggang meninggalkan Kevin yang sedang menatapnya dalam.

.
.
.

Perpustakaan

"Bahasa Inggris.. Hmmm.. Yang mana ya,, Nah ini dia" Quella meletakkan buku bahasa Inggris pada rak perpustakaan.

"Nihh" Alena menyerahkan buku ditangannya kepada Quella yang dibalas tatapan memicing dari Quella.

"Gue bingung deh sama lo, dibilang rajin tapi malas.. Sejengkal doang juga rak buku" dumel Quella menyusun bukunya.

Alena hanya menatap tajam kearah Quella..

"Eheh.. Maaf" cicit Quella

Tring........

Bel istirahat berbunyi

"Pas banget ,, gue udah lapar banget nih.. Buru lena kita ke kantin" Quella menyeret tangan Alena yang tidak bergeming.

"Bukannya lo tadi udah ke kantin" bingung Alena

"Udah."

"Tapi lapar lagi" lanjutnya sembari nyengir kuda.

Alena pasrah pasrah aja , diseret sama Quella.

.
.
.

Kantin.....

"Kantin kok sepi sih" bingung Quella menatap hanya sedikit makhluk hidup di sana.

"Bagus dong.. Gue udah muak berisik terus dari tadi" gerutu Alena

Alena dan Quella sedang menikmati makanan kantin kesukaan keduanya.
Tteokbokki dan Bakso.

"Alena,, tangan lo kenapa? " Quella fokus menatap tangan kanan Alena yang berwarna kebiruan.

Alena mengikuti arah pandang Quella pada tangannya.

"Hmm,, gatau gue,, kemarin belum ada deh perasaan" ungkapnya menatap lamat tangan lebamnya itu.

"Lo jatuh dari pohon mangga tetangga lagi? " ucap Quella membuat Alena melebarkan matanya.

"Sembarangan aja lo kalo ngomong.. Emangnya gue ngapain naik pohon mangga tetangga" ucap tidak terima Alena membuat Quella tertawa puas.

Quella melanjutkan makannya sebelum ucapan Alena membuatnya terdiam.

"Akhir-akhir ini, gue sering kejadian mistis"

"Maksud lo? " bingung Quella

"Gajadi deh,, lo pasti ga paham maksud gue,, yang ada nanti gue diketawain lagi sama lo"

"Dih,, cerita aja kali.. Gue dengerin kok, gue kan sahabat lo" Quella memasang tampang puppy nya.

Alena menatap lamat Quella kemudian melanjutkan ucapannya.

"Pertama, gue sering merasa kayak ada orang selain gue dirumah. Awalnya gue sih mikir itu cuma pikiran gue aja,, tapi lo kan tau gue buru-buru kalau berangkat sekolah. Jadi gue lupa matiin lampu atau bahkan kompor,, nah.. Pulang-pulang gue pasti ngeliat kompor atau lampunya udah mati. "

Quella mendengarkan dengan seksama.

"Cuma gitu doang? " Quella bertanya lebih.

"Hmmm,, gitu doang sih.. Mungkin cuma perasaan gue aja"
Alena tidak mau ambil pusing untuk memikirkan nya. Hanya saja Quella, sahabatnya itu tengah terdiam, berpikir keras mencerna hal-hal yang di alami oleh Alena.

.
.
.

Pulsek

"Lena,, lo ngapain disitu.. Gak mau pulang? " tanya Quella menatap aneh Alena yang berdiri didepan kelasnya.

"Nunggu Kevin" ucap malas Alena..

"Acieee... Uhuyy,, ngapain nih tunggu tungguan" goda Quella..

"Pulang aja lo sana" kesal Alena

"Acieee.. Dadah lena gue pulang dulu"
Quella memundurkan langkahnya sembari menggoda Alena,, membuat Alena menatapnya sinis.

Setelah kepergian Quella,, Alena kembali berfokus pada ponselnya.. Dirinya sedang membaca artikel tentang hal-hal mistis yang kerap terjadi pada beberapa orang.

Tap.. Tap... Tap...

Alena mengalihkan pandangannya pada pintu kelas.

Nope!!

Tidak ada siapa-siapa disana,, Alena kembali memikirkan hal mistis yang belakangan ini terjadi padanya..

Sampai tiba-tiba suara seseorang membuatnya tersadar.

"Alena, "

"Haaa? " Alena menatap Kevin dihadapannya dengan tatapan bengongnya.

"Pulang sekarang? " tanya lembut Kevin

"Iya" Alena menggendong tasnya hendak beranjak dari sana.

"Ashhh" Alena merasakan nyeri saat Kevin menggenggam tangan nya yang lebam.

"Ehh.. Maaf lena,, aku gatau.. "

Alena terdiam saat Kevin meniup tangannya yang terasa nyeri itu.

"Udah gapapa,, kita pulang aja,, dah mau gelap" ujar Alena tersenyum tipis pada anak teman ayahnya.

.
.
.

Minimarket

" mama tadi nitip jamur tiram sama daging iga,, gapapa kan kita mampir dulu"

"Hmm.. Gapapa" Alena membuka pintu mobil lalu beranjak duluan meninggalkan Kevin.

"Ahlenha"

Alena terdiam didepan minimarket sembari merasakan udara yang menerpanya disertai bisikan yang masuk ke indra pendengarannya.

"Alena.. Lena.. "

"Hah..?? " Alena tersadar dari lamunanya.

"Masuk? " ajak Kevin yang membuat Alena mengikuti langkah Kevin.

Alena merasa tidak ada siapa-siapa yang sedang berbicara ataupun didekatnya dari tadi.

Alena menoleh ke belakang,, Alena terdiam..

Seseorang berhoodie hitam diseberang sana sedang tersenyum ke arahnya..

Bukan senyum manis yang dilakukan oleh orang-orang pada umumnya,, namun ini lebih seperti seringaian.

Dengan cepat Alena masuk kedalam minimarket.

"Ketemu!! "

"Siapa dia? "

"Mate"

.....
.....
.....

Gosh of storyWhere stories live. Discover now