Visit to Kevin's Palace

97 4 0
                                    

..
..
..

"Hiks.... Hiks... "

"Srott... " Alena mengeluarkan ing*snya dengan baju yang dirinya tidak tahu milik siapa itu.

Sudah hampir setengah jam, gadis itu menangis di atas kasur tanpa henti.

Tok... Tok...

"Lena, buka pintunya, sayang"  Arnold dengan nada cemasnya, mengetuk pintu berulang kali, namun tetap tidak ada jawaban dari Alena.

Alena sengaja mengunci pintu, dirinya sudah tau Arnold pasti akan menyusulnya ke kamar.

Tok... Tok..

"Lena" lirih Arnold yang terdengar sudah putus asa.

"Maafkan aku Queen" lirih Arnold yang masih bisa di dengar oleh Alena.

Alena berjalan mendekati pintu kamar, menempel kan tubuhnya ke sana.

"Aku bukan Queen mu" ucap Alena dengan dingin, walaupun gadis itu masih sesegukan saat mengucapkan nya.

"Tidak, Alena. Kamu tetap Queen bagiku---"

"Hentikan! " bentak Alena, bahkan gadis itu sudah muak mendengar kata 'Queen' di indra pendengaran nya.

"Alena.. Aku tidak tahu ini akan terjadi,, ini di luar dugaan kami" ucap Arnold

"Pers**an dengan apa yang terjadi. Apakah membentakku termasuk di luar dugaanmu? " sarkas Alena.

"Iya" hela nafas berat Arnold.

Alena mendecih,, dirinya terlalu benci dengan kalimat yang dikatakan oleh Arnold.

"Ntah sengaja atau tidak, hatiku terlanjur sakit mendengar nya"

Arnold terdiam, apa yang dikatakan oleh Alena memang benar, tapi dirinya tidak berbohong, ini semua terjadi di luar dugaannya.

Hening sesaat sampai terdengar suara seseorang yang familiar di telinga Alena.

"King, kenapa berdiri disana? " Arnold menolehkan kepalanya, hatinya tidak pernah berbohong , saat netranya bertemu dengan netra Grace, jantungnya berdegup.

Rasa yang sudah lama hilang di hatinya, tiba-tiba kembali lagi.

Grace, kekasihnya yang sudah lama tidak terlihat karena sedang menjalankan tugas dari sang Ayah, Louis Frequently, tiba-tiba muncul kembali saat hatinya sudah memilih Alena untuk menetap di hati pria itu.

"King? Ada apa? " ulang Grace yang sudah berada dihadapannya.

Belum sempat Arnold menjawab, pintu kamar terbuka dan tampak lah seorang gadis bermata sembab dan hidung yang memerah, menatap Grace dengan tatapan tidak sukanya.

"Alena? Kau menangis? " tanya Grace dengan nada mengejek.

"Bukan urusan mu" ketus Alena melipat kedua tangannya di depan dada.

"Alena, masuk."

"Kenapa!? " ucap Alena tidak suka atas usulan Arnold.

Arnold menghembuskan nafas beratnya lalu menatap Alena dengan teduh.

"Aku tidak mau kalian bertengkar lagi" ucap Arnold dengan lembut, memegang kedua pundak Alena.

"Oke, tapi kamu juga harus ikut masuk" final Alena.

"Baiklah" baru saja Arnold membuka pintu kamarnya dan Alena, Grace dengan tiba-tiba menggenggam tangan kiri Arnold.

Arnold menoleh ke arah Grace yang menatapnya sendu..

Gosh of storyWhere stories live. Discover now