Stay With Me

91 2 0
                                    

.
.

Tak... Tak.... Tak...

Alena sedang memotong buah kentang di atas talenan.

Greb

Tiba-tiba sepasang tangan melingkari perutnya, tak lupa sebuah dagu yang diletakkan di pundak Alena, sukses membuat Alena menegang mencium aroma vanilla yang menyeruak penciuman nya.

"Morning, by " ucap Arnold dengan suara khas bangun tidurnya.

"M-morning" gugup Alena karena posisi yang sangat awkward ini.

Tap

Arnold menggenggam tangan Alena yang terlihat gugup memotong kentang.

Alena hanya diam saat Arnold menggerakkan tangannya untuk memotong kentang sampai kentangnya terpotong semua.

Arnold melepaskan pelukannya dan beralih menguncir rambut istrinya yang tergerai panjang.

"Begini lebih baik" Arnold menatap istrinya dengan senyuman manis membuat Alena tak berkedip melihat nya.

"Jangan menatapku seperti itu, lena" bisik Arnold dihadapan Alena yang membuat Alena langsung mengalihkan pandangannya gugup.

"A-aku m-mau mengambil g-garam dulu" alibi Alena yang langsung mengacir ke penjuru dapur membuat Arnold terkekeh.

Tap.... Tap.... Tap....

Alena melompat-lompat, mencoba meraih garam diatas lemari.

Alena yang geram pun menekan kakinya lebih tinggi , namun tiba-tiba perutnya terasa bergelonjak.

Alena menegang , memegang perutnya yang terasa bergelonjak di dalam sana.

"Sayang ada apa? " Arnold mendekati Alena dengan tatapan cemasnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Arnold, Alena berlari menuju wastafel.

Huek.... Huek.... Huek....

Arnold menyusul Alena sambil tersenyum teduh.

Dia tidak lupa kalau istrinya sedang hamil muda dan pasti akan sering mengalami morning sickness.

Alena membersihkan mulutnya dan bertumpu pada kedua sisi wastafel di dapur.

Tiba-tiba tangan Arnold bergerak masuk ke dalam piyama istrinya, mengusap pelan perut rata yang sudah berisi itu.

"Jangan nakal sayang, kasihan bunda" ucap lembut Arnold yang menghangatkan hati Alena.

Alena diam, menikmati setiap sentuhan suaminya kepada janinnya yang masih berada dalam perutnya.

"Arnold" panggil Alena pelan yang dibalas deheman oleh Arnold.

"Aku tidak tahu kenapa, tapi aku menginginkan sesuatu"

Arnold tersenyum hangat "kamu sedang mengidam? "

"Aku ingin merias wajahmu" Alena tersenyum kalem menatap wajah suaminya yang sudah tertegun.

.
.
.

"Psttt... Hahaha.. Arnold kenapa wajahmu sangat lucu" Alena tidak bisa berhenti tertawa menatap wajah tampan suaminya yang sudah berubah menjadi seorang badut.

"Hufh" Arnold menghela nafasnya, pasrah dengan tingkah istrinya yang sedang mengidam aneh aneh, sangat diluar dugaan nya.

Arnold beranjak dari kursi rias, menuju kamar mandi.

"Arnold! Mau kemana!? " pekik Alena

Arnold meneruskan jalannya tanpa menjawab pertanyaan Alena, membuat Alena memanyunkan bibirnya.

Gosh of storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang