Positive

129 4 0
                                    

..
..

Alena sedang berjalan di taman kastil, Alena tersenyum manis menatap bunga-bunga yang bermekaran di pagi hari ini.

Alena mencium beberapa mahkota bunga yang bermekaran dengan indah itu.

"Hmmmm.. Wangi banget" Alena menarik udara masuk ke dalam indra penciuman nya.

Tiba-tiba sepasang tangan melilit perutnya.

"Arnold" panggil ragu Alena yang sedang menegang, diam tak bergeming.

"Kamu bangun pagi sekali, padahal aku masih ingin memeluk mu" ucap manja Arnold membuat Alena mendengus.

"Ckk,, aku bukan guling yang seenaknya dipeluk, kalau mau, peluk guling sana" ketus Alena tanpa menolehkan badannya menatap sang suami yang mencium wangi rambutnya.

"Tapi kamu sudah menjadi gulingku malam it--- akhh"

Sebelum Arnold meneruskan omongannya, Alena lebih dulu menginjak kaki suaminya itu yang membuat suaminya mengaduh kesakitan.

"Ngomong lagi, aku masukkin bunga ke dalam mulut kamu" kesal Alena yang beranjak pergi dari sana, menyembunyikan semburat merah di wajahnya.

Arnold terkekeh menatap punggung istrinya yang kian menjauh.

"Dia sangat menggemaskan" ucap Arnold memandangi Alena sambil tersenyum.

..

"Ckk,, gue mati-matian supaya gak ingat-ingat kejadian itu, si Arnold malah pake acara diomongin segala. Kan gue jadi malu" Alena berjalan dengan sebuah penyiram tanaman di tangannya.

Gadis itu sibuk mendumel sepanjang jalan tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya yang berlalu lalang atau bahkan menyapanya.

"Alena! " suara yang sangat amat familiar bergelora di indra pendengaran nya.

Alena membalikkan tubuhnya dan nampaklah sosok seorang Quella sedang melambaikan tangannya tak lupa dengan senyuman pula.

Quella berjalan ke arah Alena.

"Darimana lo? " tanya Quella

"Taman" jawab singkat Alena yang sebenarnya masih kesal.

Quella dan Alena berbincang sambil berjalan yang ntah tidak tahu pasti kemana dua gadis-- ralat wanita maksudnya akan pergi.

"Kenapa tu muka lo cemberut gitu, habis berantam sama paksu? " tanya Quella lagi

"Ckk,, tau tuh si Arnold. Kan gue udah mati-matian ngelupain malam itu, malah dia tiba-tiba ngungkit itu lagi. Kan gue kesal jadinya" dumel Alena.

Quella diam sejenak, seperti menyadari sesuatu..

"Wait... Wait... Maksud lo? Malam ituu? "

Seketika mata Quella melebar sempurna, bahkan wanita itu refleks menutup mulutnya kaget.

"Apa? " datar Alena menatap Quella, jadi ceritanya si Quella sampai berhenti berjalan sambil menatap kaget Alena, membuat Alena menatap nya datar.

"Jangan bilang kalau lo udah..... "

Quella menggantungkan ucapannya

"Udah? Udah apaan sih maksud lo, ngomong yang jelas bege, " kesal Alena.

"Lo udah gak perawan" Alena membulatkan matanya mendengar penuturan gamblang dari sahabat nya.

Bughh....

Refleks Alena menabok pelan lengan Quella membuat sangat empunya meringis.

"Blak-blakan banget lo ngomong, bege" Alena menatap tajam Quella yang menyengir kuda.

Gosh of storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang