It's hurt me

179 10 0
                                    

.
.

"Alena, btw, Lo belum bilang kenapa Lo ada di dunia imortal ini" Alena tetap meneruskan jalannya dengan santai bersama Olivia.

"Gue juga punya mate disini" Olivia menoleh cepat dan menutup mulutnya tak percaya.

"Terus? Mate Lo dimana?"

Alena terdiam sebentar,, dirinya terlalu fokus menatap objek yang ada di depannya membuat Olivia mau tidak mau mengikuti pandangan Alena.

"Sepasang kekasih bermesraan? Ada apa dengan itu? Apa Alena teringat matenya?" Batin Olivia menatap fokus objek di depannya.

Alena menghentikan langkah kakinya, matanya tak luput menatap sepasang kekasih yang tampak serasi itu dengan saling bergandengan tangan dan tersenyum.

"Alena, kenapa?" Lirih Olivia

"A-arnold" detik itu juga air matanya menetes dari pelupuknya.

Rasanya sakit, hatinya terasa sedang diremas-remas oleh sesuatu tak kasat mata.

Walaupun Alena dan Arnold baru menikah, tapi Alena sudah mulai membuka hatinya untuk laki-laki itu , sejak dirinya tinggal di kastil beberapa bulan lalu. Dan kenyataan pahit ini harus rela ia telan kuat-kuat, hatinya sangat sakit.

Apalagi Arnold sering sekali memeluknya, membagikan kehangatan, dan tersenyum teduh kepada Alena , walaupun Alena belum pernah membalas pelukan dan senyuman itu.

Alena meremat kuat pakaian hangatnya, Olivia yang melihat tangisan tak bersuara Alena , hanya bisa diam bingung.

Arnold dan Mia semakin berjalan mendekat kearah Alena dan Olivia, tanpa menyadari kehadiran keduanya.

Detik selanjutnya manik mata Arnold dan Alena bertemu.

Arnold langsung melunturkan senyumnya yang tertawa bersama Mia, Arnold melihat jelas matenya menangis, Alena terluka melihat perlakuannya pada Mia yang padahal hanya rekayasa belaka.

Alena semakin mengeratkan rematan pada bajunya dan menggigit bibir bawahnya guna menahan semua tangisan yang akan tumpah itu.

"Alena" deru nafas Arnold menghangat , namun saat dirinya mendekati Alena untuk memeluknya, menyalurkan semua kerinduannya, gadis itu sudah lebih dulu menghindar, membuat alis Arnold bertautan.

"Alena, ini aku, suamimu. Arnold Skydarsson" sedang Arnold tersenyum teduh kepadanya, sebaliknya Alena menatap Arnold penuh kekecewaan dan kesedihan.

Mia yang berdiri sejak tadi di belakang Arnold, dirinya mulai memahami situasi dan siapa gadis di hadapan Arnold itu. Dia Alena , mate yang dicari-cari oleh Arnold.

Mia berjalan mendekati Alena, ia ingin menjelaskan semua kesalahpahaman pada Alena. Namun, belum sempat berucap , Mia lebih dulu dikejutkan oleh apa yang dilakukan oleh Alena.

"Alena , maafkan aku , kau sudah salah paham . Aku dan Arnold, ka--"

Srekk

Alena menarik paksa kalung yang melingkari leher jenjangnya.

Kalung itu adalah pemberian Arnold untuk matenya.

Arnold melebarkan matanya, begitu juga dengan Olivia dan Mia.

"Alena apa yang---"

"Kalung ini milikmu Mia. Awalnya aku pikir kalung ini milikku, ternyata aku salah, kalung ini hanya singgah di leherku sebelum dirimu datang" Alena tertawa hambar menatap kalung dengan permata merah itu.

Alena memberikan kalungnya ke tangan Mia.

"Alena apa yang kau lakukan! Kalung ini milikmu"

Arnold merebut kalung itu dari telapak tangan Mia dan menyerahkannya kembali pada Alena, namun di tepis oleh Alena.

"Maafkan aku Arnold, tapi itu bukan milikku. Aku tidak bisa menerimanya"

"Alena apa yang kau pikirkan. Kamu hanya salah paham , sayang.. Ku mohon jangan seperti ini" lirih Arnold

Alena tidak tega melihat laki-laki itu seperti itu, tapi hatinya terlanjur sakit.

"A-aku tidak bisa" Alena meremat bajunya lagi.

"Semoga kalian berdua bahagia" Alena berusaha memaksakan senyumannya, siapa bilang gadis itu kuat menahan tangisnya, Alena segera berlari, bahkan gerakan Arnold kalah cepat dengannya.

Namun, Arnold tidak mau menyia-nyiakan kesempatan,, Arnold menggunakan kekuatannya untuk berteleportasi ketempat dimana Alena berada .

"Kau temannya Alena?" Tanya Mia yang diangguki ragu oleh Olivia.

"Ikut aku ke istana,, disana ada teman Alena juga" ajak Mia .

Olivia sangat bingung, dirinya tidak kenal siapapun disini selain Alena dan Kevin yang mengaku sebagai matenya.

"A-aku.. a-aku tidak tahu harus ikut atau tidak" jujur saja, ingin sekali rasanya Olivia berlari terbirit-birit dari gadis berambut panjang dan memakai dress putih di tengah malam seperti ini.

"Hei, jangan takut.. aku tidak akan memakanmu. Dasar manusia" kekeh Mia mencairkan suasana.

Mia menyodorkan tangannya sembari tersenyum manis.

"Aku Mia Ressocle"

Olivia terkejut setengah mati dengan apa yang diucapkan oleh Mia .

"Eoh.. kau Putri Mia yang akan menikah besok kan?"

Mia terkekeh mendengar pernyataan polos dari Olivia.

"Tidak. Ini hanya rekayasa"

"Apa!?"

Gosh of storyNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ