Don't leave me , Alena

183 9 0
                                    

.
.

Alena berhenti berlari setelah merasa dadanya sesak akibat dirinya berlari sambil menangis.

"Hahhh.. Arghh.. k-kenapa da-dada ku sangat sakit" Alena sekarang dalam posisi tangan kanan meremat dadanya yang terasa sesak dan tangan kirinya menekan lutut kirinya guna menopang tubuhnya.

Arnold yang melihat Alena kesakitan pun bergerak mendekati Alena, namun Alena lebih dulu menyadari kehadiran nya.

"Jangan mendekat" ucap dingin Alena menegakkan kembali tubuhnya.

Arnold tercekat ditempatnya melihat tatapan penuh kebencian dari Alena .

"Alena,, kamu salah paham. Itu hanya rekayasa belaka"

Alena berdecih mendengar ucapan Arnold.

"Cih,, kau pikir aku bodoh. Aku melihat semuanya, kau tampak bahagia bersama Mia" ucap remeh Alena.

"Itu semua tidak benar Alena!" Arnold tahu Alena sangat terkejut dengan bentakannya.

"M-maaf kan aku" sesal Arnold menatap lirih Alena.

"Aku membencimu Arnold" lirih Alena menitikkan air matanya.

Hati Arnold sangat sakit melihat istrinya terus menangis daritadi.

"Wah... Wah.. Apa kalian bertengkar lagi??"

Arnold dan Alena serentak menoleh ke arah Kevin yang muncul ntah dari mana.

Kevin menyeringai menatap tatapan kebencian dari Arnold.

"Alena, kau masih percaya pada laki-laki yang selalu kau bela-bela di depanku? Suami yang kau bilang baik dan setia? Kau masih ingin bilang begitu?"

Mendengar ucapan Kevin, Arnold menoleh ke arah Alena dengan cepat.

Apakah Alena menanti-nantikan dirinya selama ini?

Apakah istrinya sudah mulai mencintainya?

"Alena,, apa kau----"

"Itu semua bohong. Aku tidak pernah mencintaimu, apalagi mengharapkan kehadiranmu. " Arnold menatap nanar Alena yang menatapnya dingin.

"Jadi jangan merasa bersalah atas tindakan mu, itu semua tidak salah dimataku. Lagipula aku tidak punya perasaan apa-apa padamu, untuk apa aku harus cemburu 'kan? "

Arnold menatap tidak percaya kearah Alena yang tersenyum miring.

"Aku tau kamu berbohong, Alena. Dari sorot matamu, aku tau kamu sedih dan menatapku penuh kekecewaan" lirih Arnold yang mengundang kekehan Kevin.

"Sudahlah Pangeran Arnold, Alena sudah bilang dia tidak men---"

Bughhh..

"KEVIN!! " pekik Alena menutup mulutnya kaget, karena Arnold menghantam wajah mulus Kevin secara tiba-tiba.

"Kali ini, aku akan menang Arnold" seringai Kevin mengusap sudut bibirnya.

Kevin mengeluarkan taringnya, matanya berubah menjadi merah membuat siapa saja yang melihatnya sekarang pasti sudah menjerit ketakutan.

Arnold juga merubah wujudnya, wajahnya berubah menjadi sangat menyeramkan dengan netra yang berwarna hitam pekat sepenuhnya, kuku-kukunya menjadi sangat panjang.

Alena sangat syok dan terkejut dengan pemandangan di hadapannya.

Kakinya terasa lemas, tubuhnya gemetaran ketakutan.

Kevin mulai menyerang Arnold begitupun sebaliknya, keduanya dalam pertarungan yang sengit. Arnold terlempar beberapa meter oleh Kevin, membuat Alena memekik ketakutan.

Tidak ada sosok Kevin yang lembut lagi.
Brutal. Kevin sangat brutal!!!

"Arnold" lirih Alena yang tak dapat membendung air matanya lagi, menatap nanar Arnold yang terkapar lemah di sudut jalan.

Alena terisak saat melihat pria yang sebenarnya ia cintai itu meremat dadanya, merintih kesakitan.

"A-arnold" dengan tubuhnya yang lemas, Alena berjalan menuju tempat Arnold.

Sementara itu, Kevin menatap sinis Arnold yang sudah terkapar lemah.

"Aku tidak tahu jika kekuatan mu melemah, Prince " seringai Kevin.

"A-aku uhuk... A-akan membunuhmu sia**n"
Arnold mencoba untuk kembali bangkit berdiri.

"Cih,, kau tidak akan pernah bisa membunuhku, Arnold" decih remeh Kevin membuat Arnold memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya erat.

"Sepertinya Arnold akan membangkitkan kekuatan devil nya" batin Kevin menatap Arnold yang memejamkan matanya.

"Aku tidak akan membiarkanmu kali ini Arnold " seringai Kevin

Kevin berlari menyerang Arnold, sementara Alena yang melihat itu melebarkan matanya, Alena tau apa yang akan Kevin lakukan.

"KEVIN JANGAN!!! "

"ALENA!!! "

BRUGHHH

Mata Alena melemah seketika saat kuku-kuku panjang dan lancip milik Kevin menembus dadanya.

Arnold membuka matanya , dirinya sangat terkejut dengan keadaan mengenaskan istrinya .

Sementara Kevin menatap Alena penuh sesal dan ketakutan.

"Alena... Alena gak.. Alena.. Alena kamu masih hidup... Gak , ini gak akan terjadi.. Alena.."

Kevin memundurkan langkahnya sembari menatap bengis kuku-kukunya yang baru saja menancap sempurna di dada gadis itu.

"Alena,, Alena bangun sayang.. Alena" Arnold memangku kepala Alena, rupanya gadis itu masih punya sedikit tenaga untuk tetap bernafas walaupun sangat lemah.

"A-arnold.. Hahh" tangan lemah Alena memegang wajah tampan pria yang menitikkan air matanya.

"Alena,, ku mohon jangan pergi,, tetap bernafas.. Ku mohon,, bertahanlah... Aku gabisa hidup tanpa kamu, sayang" Arnold menggenggam erat tangan Alena.

"M-ma.. M-maafkan aku" ucap lemah Alena

"Aku tidak pernah membencimu mate,, ku mohon jangan tinggalkan aku. "

"Aku akan membawamu ke kastil sekarang"

Arnold memopong tubuh Alena dengan penuh ketakutan akan kehilangan gadis yang sangat ia cintai.

Sementara, Arnold tidak melihat keberadaan pria yang sudah menusuk gadisnya.

"Aku akan membalasmu, Kevin" gumamnya penuh kebencian.

Arnold langsung ber teleportasi menuju kastilnya, sebelum gadis itu kehilangan banyak darah.

Gosh of storyWhere stories live. Discover now