Lie

78 5 0
                                    

.
.

"Eunghh" Alena bangun dari tidurnya, saat merasakan tenggorokannya kering.

Alena mendudukkan dirinya di atas ranjang, Alena menoleh ke setiap samping kasur, namun tidak menemukan suaminya.

Dimana pria itu? Pikirnya.

Enggan terlalu jauh memikirkan keberadaan suaminya, Alena bergerak turun dari ranjang. Niatnya sekarang adalah mengambil air minum di dapur.

.
.

"Ada apa" Arnold menatap Grace datar dengan ucapan dinginnya.

Arnold berusaha untuk tidak terlalu berdekatan dengan gadis yang bernotabe sebagai mantan kekasihnya.

"Aku merindukan mu Arnold" Grace memajukan langkahnya, mengikis jarak diantara keduanya.

"Menjauhlah, Grace." Seolah tuli, Grace semakin mendekat ke hadapan Arnold.

"Jika tidak penting, aku akan kembali" Arnold membalikkan badannya, berniat pergi dari taman kastil yang sunyi dan sepi, hanya sinar rembulan yang terang malam ini yang menemani mereka.

"Arnold Jangan pergi! " Arnold tertegun saat Grace tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang, membuat Arnold menghentikan langkahnya.

"Aku mohon" lirih Grace, wanita itu menangis.

Arnold diam, tidak tahu harus bagaimana, di satu sisi , di lubuk hati yang paling dalam, Arnold tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bahwa Grace masih ada dihatinya walaupun posisi gadis itu sudah tergeser karena kehadiran matenya, gadis yang sudah menjadi istrinya. Disisi lain, hatinya sudah memiliki Alena, hanya Alena satu-satunya, ia merasa telah menghianati Alena, jika saja Alena melihat mereka sedang berpelukan di tengah malam seperti ini.

"Aku tidak tahu kamu akan dengan cepat melupakan ku, Arnold. Jika tahu akan jadi seperti ini, Aku tidak akan mengikuti perintah ayah untuk menyelamatkan orang orang di Arthropoda, Aku akan tetap tinggal bersamamu. Aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan gadis manusia itu" ungkap Grace sendu.

"Grace lepaskan! " Arnold melepaskan paksa tangan Grace yang melilit perutnya.

Arnold berbalik, dan menatap Grace dengan tatapan tegas.

"Dengarkan ini. Aku tidak akan pernah membalas perasaan mu sekarang. Jangan pernah berharap!"

"T-tapi Arnold--"

"Jangan pernah mengganggu ku lagi"

Setelah mengatakannya, Arnold pergi tanpa memperdulikan teriakan Grace yang sedang menangis.

"Aku akan membuatmu kembali padaku, Arnold! Aku tidak akan pernah melepaskan mu! " 

"Gadis gila" kesal Arnold yang tetap melangkahkan kakinya.

Sementara disisi lain, ada pasang mata yang menyaksikan mereka berdua sejak tadi.

Gadis itu hanya diam mematung dengan segelas air yang dipegangnya sejak tadi.

"Putri? " Mia yang heran melihat Alena terdiam di depan jendela, berjalan menghampiri nya.

"Kenapa putri keluar malam malam begini? Apakah kepala anda masih sakit? " tanya Mia.

"Tidak apa-apa, Aku hanya mengambil air minum ke dapur. Aku pergi dulu, Mia"..

" B-baik putri" Mia bingung dengan gelagat Alena, tidak biasanya Putri itu akan menjadi diam dan seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

.

Ceklek...

Alena membuka pintu , netranya langsung bertemu dengan Arnold yang duduk di samping ranjang yang juga sedang menatap ke arahnya, Alena tidak terkejut saat mendapati Arnold sudah berada di dalam kamar.

Gosh of storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang