Secret

68 3 0
                                    

Arches Javeishander

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arches Javeishander

Arches memasuki sebuah rumah , rumah yang terletak di jalanan sepi.

Tik

Pintu terbuka setelah Arches selesai membuka kode pintu rumahnya.

Arches mulai memasuki rumahnya dengan membawa beberapa kantong belanjaan.

Jangan lupakan Arches tadi pulang dari minimarket..

Arches meletakkan belanjaannya ke atas meja dapur, lalu beranjak ke dalam kamar mandi di lantai atas, tempat kamarnya berada.

Ceklek...

Pintu kamarnya terbuka, hal pertama yang terpampang jelas di manik mata Arches adalah lukisan seorang gadis berambut panjang hitam sedang duduk di tumpukan salju dengan wajah ceria.

Pandangan Arches beralih menatap hal lain di sekitar kamarnya.

Pria itu membuka laci sebuah meja di samping kasur King sizenya. Arches mengambil sebuah buku , buku tebal yang terlihat sudah tua.

Arches mulai membalikkan lembar demi lembar buku itu, sampai maniknya menangkap sesuatu yang menarik perhatian nya.

Terdapat secarik kertas yang terlipat- lipat di lembar itu.

Arches mengambil kertas itu dan mulai membuka setiap lipatan nya hingga menjadi selembar kertas utuh yang berisikan tulisan didalamnya.

"Titisan vampir dan Peri sihir putih, yang melahirkan seorang putri dengan darah keabadian. Lentera cahaya Raja kegelapan"

Arches melipat kembali kertas itu dan menyimpannya kembali.

Pria itu lalu melanjutkan tujuan awalnya, pergi ke kamar mandi, merefresh kan tubuhnya.

...

Hening

Dua orang insan yang berhadapan di meja makan, memegang alat makannya namun tak kunjung memakan sajian di piringnya.

Keduanya sama-sama menampakkan wajah tak senang.

Tak

Alena mendengus dan meletakkan sendoknya ke atas piring dengan tak selownya,Alena bangkit berdiri dan beranjak dari sana.

Namun, suara Arnold membuat nya menghentikan langkahnya kali ini.

"Lena , aku ingin mengatakan sesuatu"

"Jika tidak penting, jangan katakan. Aku lelah, mau istirahat" ucap Alena ketus tanpa menoleh sedikitpun ke arah Arnold.

"Penting" ucap Arnold yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya.

Alena menghembuskan nafas pasrah lalu beranjak mengikuti langkah Arnold yang mendahului nya.

.

"Apa? " ketus Alena setelah sampai di sebuah ruangan, ruangan yang berisikan banyak lukisan, ntahlah... Alena baru kali ini melihatnya.

Gosh of storyWhere stories live. Discover now