Other Way?

52 3 0
                                    


Happy reading 🦇

Arches menatap lirih Alena yang terbaring lemah dengan infus di sekujur tubuhnya.

Tangannya yang hangat menggenggam telapak tangan Alena yang terasa dingin..

Brakk...

Pintu kamar tempat Alena dirawat tiba-tiba terbuka dengan kasar.

Arches refleks berdiri , matanya berubah menjadi merah dan menatap tajam ke penjuru ruangan.

Bughh..

Sebuah kepalan tangan berhasil mengenai sudut bibir Arches, hingga pria itu mundur beberapa langkah.

Arches menyeka cairan merah pekat yang keluar dari sudut bibirnya.

Belum sempat membalas, Arnold kembali melayangkan pukulannya yang berhasil dihindari oleh Arches.

Arches terus menghindar, hingga akhirnya tangan kanannya menarik Arnold dan mengunci pergerakan pria itu.

"Apa Raja Skydarsson sekarang sudah gila karena ulahnya sendiri? " Arches menyunggingkan senyum remehnya .

"Diam ! " Arnold menatap marah ke arah Arches yang menampilkan wajah santainya.

"Padahal aku sudah memperingati mu,agar tidak mendekati Alena" ancam Arnold

"Aku tidak berniat melakukannya. Bukankah tindakanku menyelamatkan Alena? Jika tidak ada aku, mhmm apa ya yang akan terjadi" ucap Arches membanggakan diri di depan musuhnya.

"Alena yang malang... Seharusnya dia punya suami seperti ku,..... "

"..... Yang bisa diandalkan dan bukannya bermain bersama wanita lain" lanjut nya menyeringai

Arnold menatap Arches tajam, matanya berubah berwarna merah.

"Ucapanmu itu, membuat ku ingin membunuh mu sekarang juga" ucap Arnold

"Silahkan saja, kalau kau bisa. King Arnold yang terhormat" Arches tak habis-habisnya menghina Arnold.

Arnold mengeraskan rahangnya.

"Tunggu dan lihat saja Arches. Aku tidak akan membiarkan mu membawa Alena"tutur Arnold yang membuat Arnold mendecih.

"Hhh, kau pikir bisa menghentikan ku untuk menyelamatkan Alena dari rencana busuk kalian itu! Hanya karena seorang putra mahkota? " ucap Arches sedikit terpancing emosi.

Arches maju perlahan tepat ke depan Arnold, dia membisikkan sesuatu di telinga Arnold yang berhasil membuat Arnold terbelalak.

Setelah mengatakan sesuatu yang berhasil membuat Arnold geram. Arches melesat pergi dari sana.

"Arnold cepat kemari" telepati seseorang

Manik mata Arnold menatap Alena yang terbaring lemah di rumah sakit.

Arnold berjalan pelan ke brankar, Arnold meraih tangan Alena. Arnold menarik kursi dan duduk di samping Alena.

Tatapannya menatap sang istri dengan sendu.

"Maaf. " satu kata yang membuat hatinya mencelos

"Aku tidak bisa menjagamu " bisiknya hampir tak terdengar.

"Lena, apa yang harus aku lakukan" Arnold menenggelamkan wajahnya putus asa di antara genggaman tangan nya dan Alena.

Kepalanya kembali menatap wajah Alena yang tertidur damai.

"Lena, aku bingung, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Kenapa ini harus terjadi pada kita" air mata Arnold tak terasa menetes.

"Aku mencintai mu, Lena. Aku tidak mau mengorbankan dirimu untuk keegoisan ku. Aku tidak akan membiarkan anak kita lahir tanpa ibunya, aku tidak akan menyerah pada takdir. ".

Gosh of storyWhere stories live. Discover now