My Daughter

185 8 0
                                    

.
.

Arnold melangkahkan kakinya dengan derap kaki yang panjang dan tatapan tajam kedepan.

Kamar Alena & Arnold

"Ratu, apa yang terjadi dengan Alena?"

Arnold mendekat ke ranjang Alena, lalu memeriksa detak nadi Alena.

"Alena kehilangan detak nadinya, pangeran"
Ucap Ratu Alice dengan kecemasan yang tidak dapat dikatakan biasa.

"Hanya sesama vampir yang dapat menyembuhkan nya" ucap Mia tiba-tiba.

Arnold terdiam sesaat,, sampai saat dimana dirinya menegang akan ucapan Xavier.

"Hanya saya yang bisa menyembuhkan Putri Alena, Pangeran." Semuanya menatap Xavier dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan.

Xavier yang awalnya berdiri di belakang, akhirnya berani berjalan kearah Arnold.

Dan lihatlah apa yang dilakukan oleh pria paruh baya itu.

"Aku mohon Pangeran, biarkan aku menyembuhkan Putri Alena, aku rela jika aku akan dihukum mati olehmu karena tindakanku, tapi izinkan aku untuk menyembuhkan Putri Alena,, izinkan aku untuk melihat putriku untuk terakhir kalinya"

Arnold menatap Xavier  yang sujud dikakinya dengan tatapan memohon.

Arnold dapat melihat mata pria itu berkaca-kaca, tidak ada kebohongan di matanya.

"Baiklah" pasrah Arnold yang mengejutkan pasang mata disana.

"Kakak, apa yang kau---"

"Biarkan dia menyembuhkan Putrinya" Daxer menatap dengan tatapan tidak percaya,, sementara Xavier mengulas senyum leganya.

"Terimakasih, Pangeran.. Terimakasih"

Arnold hanya berdehem membalas ungkapan bahagia Xavier.

"Lakukan sekarang. Aku tidak mau kehilangan istriku"

"Baik Pangeran" Xavier berdiri di hadapan bangsal tempat Alena terbaring lemah.

Arnold, dan lainnya memberikan ruang untuk Xavier melakukan nya.

Xavier mulai memejamkan matanya,, tak lama kemudian keluar aura biru di dalam tubuhnya..

Xavier berjalan kearah Alena lalu meletakkan tangannya keatas luka Alena.

Xavier menyalurkan aura itu kedalam tubuh Alena sampai terpancar cahaya yang sangat terang dari lukanya , bahkan orang yang melihatnya akan silau .

Bush..

Xavier terlempar dengan seiring memadamnya cahaya itu.

"Alena" Arnold langsung menghampiri Alena,, jujur saja, Arnold sangat terkejut saat tidak melihat luka didada Alena lagi.

Quella, dan yang lainnya juga tampak kaget dengan apa yang dilihat.

"Uhuk... Uhuk.... " semua atensi beralih menatap Xavier yang terduduk lemas dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Panggilkan tabib! " perintah Arnold membuat seorang maid yang ada disana menganggukkan kepalanya dan segera pergi.

Gosh of storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang