14 - DO NOT CRY

14.7K 807 6
                                    

' Target 100 vote untuk chapter selanjutnya.

— HAPPY READING —

Postingan lambe turah telah dihapus oleh permintaan finola.

Dan kini gadis itu telah berada didepan rumahnya yang hari ini tampak begitu ramai.

Finola berjalan memasuki rumahnya dengan malas. Seharusnya dia pergi kerumah vara saja tadi.

Saat memasuki rumah semua pandangan orang didalam rumah itu beralih padanya.

Gaiksa tersenyum dan menepuk sofa di sebelahnya yang masih kosong. "Nona rumah udah pulang."

Finola hanya diam. Wajahnya hanya memancarkan kedataran seakan tak suka dengan kehadiran keluarga besar dari sang ayah.

Nancy melirik sinis finola. "Bukan keluarga Xavier lo ya? Gak sopan banget."

Nancy Elisabeth. Adik kandung gaiksa sekaligus sepupu yang satu tahun lebih muda dari finola.

Finola memutar matanya malas. Apa urusannya dengan gadis itu? Dia bukan siapa siapa dikehidupannya.

"Finola, ada uncle dan aunty kamu disini. Ayo duduk." Ujar sabrina mengajak finola untuk duduk.

Namun bukannya duduk finola justru memilih pergi memasuki kamarnya tanpa sepatah kata pun.

"Anakmu benar benar tidak ada sopannya xavier." Ujar alexis, saudara kembali Xavier sekaligus ibu kandung dari Nancy dan gaiksa.

"Saya pun sudah lelah mengurusnya. Dia terlalu terpengaruh pergaulan dan terpengaruh kekasihnya itu." Jawab Xavier merasa tak enak.

"Putraku, gaiksa. Juga masuk dalam pergaulan buruk tapi dia masih tau mana yang baik dan buruk. Bahkan masih bisa sopan dengan orang tua." Ujar alexis membandingkan bandingkan gaiksa dengan finola.

Gaiksa menatap ibunya itu sendu. Dia tak suka juga perkumpulan keluarga ini membuat finola dibanding bandingkan dengan dirinya.

Bagaimana pun juga, gaiksa menyayangi finola layaknya abang dan adik kandung nya sendiri.

Sementara di lantai atas. Finola tersenyum tipis mendengar ucapan alexis.

Suara wanita paruh baya itu tampak nya dengan sengaja dibesar besarin agar finola dapat mendengarnya.

Finolapun sebenarnya belum benar benar memasuki kamarnya, gadis itu masih didepan pintu.

Finola membaringkan tubuhnya di kasur. Masih memakai baju sekolah dan masih menggunakan sepatu sekolahnya.

Jika boleh jujur. Finola lelah hidup di lingkungan keluarga ini.

Ingin mengeluh tapi finola memiliki pertemanan yang bisa dikatakan sempurna dan memiliki kekasih yang lebih dari kata sempurna.

Finola hanya kurang beruntung dalam keluarga, Itu saja.

Jangan bandingkan anak dengan anak yang lain, membandingkan dapat menghancurkan rasa percaya dirinya.

Sudah 5 menitan finola hanya berdiam diri di kasur. Bahkan cewek itu tak bergerak sama sekali.

Finola menatap kosong atap kamarnya.

ANTAGONIST COUPLE [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now