28 - MISSION ACCOMPLISHED

13.3K 657 19
                                    

-

- Bahagia sesungguhnya adalah hidup dengan kedamaian.

-

Finola dan Robert tertawa, melihat bagaimana tersiksanya Algio saat ini.

Kedua cucu dan kakek itu baru saja pulang dari kantor mendiang Alexis dan tak sengaja melihat Algio yang terlihat begitu stres di pinggir jalan karena di tinggal mati oleh Nancy.

Kadang finola berpikir, cowok itu sering menyakiti Nancy dengan kata-kata dan sikapnya, namun sekalinya kehilangan, kenapa begitu tersakiti?

Tawa kedua insan itu mereda ketika Xavier datang menghampiri keduanya dengan wajah yang terlihat begitu marah.

Serta adanya devan yang berdiri di belakang nya.

“KENAPA KAMU SEPERTI INI FINOLA?” Teriak Xavier murka.
Finola menyerngit, tak mengerti situasi saat ini.

“Kenapa pa?”

Xavier menggeram emosi. “Devan sudah memberitahu segalanya. Mulai dari rencana kamu yang telah menyingkirkan Alexis dan Nancy. Sampe menyingkirkan saya dan sabrina!”

Finola tertegun. Gadis itu menatap kecewa ke arah devan.

Seketika rasa benci menyelimuti hati gadis itu.

“Untung ada devan yang menyelamatkan papa di lift tadi. Bahkan devan juga dengan rela mengorbankan nyawa nya demi papa—

Dan syukurlah, dia tidak mati.” lanjut Xavier pelan sembari melirik sekilas devan yang terlihat mendengus kesal.

Xavier memegangi kedua pundak finola, menatap dalam wajah anak gadisnya itu.

“Jujur sama papa finola. Ungkapi segala kesulitan kamu selama ini karena papa, mama serta tante Alexis dan Nancy.”

Finola menggeleng pelan. “Untuk apa aku ceritakan? Jika ujung-ujungnya Anda juga akan membela diri Anda sendiri dan mereka.”

“Papa sadar, selama ini papa dan bahkan kami semua salah karena telah membuat batin kamu tertekan, tapi bukan berarti papa juga nge benarin semua tindakan kriminal kamu ini.”

Finola menepis kasar tangan Xavier dari pundaknya. “Kriminal apa? Aku hanya merencanakan, tidak melakukannya.”

Xavier terdiam.

Finola mendengus kesal dan mendorong pelan Xavier dari hadapannya dan berjalan mendekati Devan.

Menarik kasar tangan cowok itu menuju halaman belakang rumahnya.

Sesampainya di halaman belakang. Devan terdiam membeku di tempatnya.

Finola baru saja menamparnya.

Hati devan seketika memanas, begitu sakit melihat tatapan benci yang dilayangkan gadis itu padanya.

“Kenapa dev?”

Devan hanya diam.

“KENAPA BOHONG!? KENAPA LO HARUS JADI MUNAFIK?” Teriak Finola penuh kekecewaan, memukuli dada devan melampiaskan segala emosinya.

ANTAGONIST COUPLE [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now