17 - HAK WARIS

13K 669 12
                                    


Double up nih, ayo spam komen di setiap paragraf nya.

— target 100 vote untuk chapter selanjutnya.

- HAPPY READING -

Malam ini, sesuai permintaan Robert. Seluruh keluarga besar tersebut telah berkumpul di kamar inap finola.

Gadis itu tampak lemah berbaring di brankar rumah sakit. Benar benar seperti tak ada tenaga sedikit pun.

Gaiksa mendekat. Cowok soft boy itu menggenggam tangan finola yang sangat dingin.

"Udah agak mendingan?" Bukannya menjawab, finola malah terkekeh pelan. Sangat pelan.

"Ada racun yang masuk ke tubuh gue sa, Sakit banget rasanya." Ujar finola pelan seperti berbisik.

Gaiksa mengelus tangan finola yang masih di genggam nya. "Lo kuat."

Disebelah alexis ada nancy yang melihat interaksi keduanya. Nancy cemburu dengan sifat abangnya yang begitu care pada finola.

Sekali lagi, nancy cemburu. Nancy tak ingin berbagi kasih sayang abangnya.

Alexis berdehem. "Papa mau ngomong apa?"

Robert mendongak setelah sedari tadi menunduk seakan tak punya kehidupan lagi. Jarang jarang Robert seperti itu, dan tentunya sangat membuat anak anak serta cucunya kecuali finola kebingungan.

Robert menoleh sekilas ke finola. Gadis itu tersenyum sendu dan mengangguk.

"Sebenarnya finola yang ingin menyampaikan ini. Tapi kondisi finola yang masih lemah jadi, izinkan papa yang mewakilinya." Ucap Robert.

Semua hanya diam. Mendengarkan dengan seksama setiap ucapan dan kata kata yang keluar dari mulut Robert.

"Yang pertama, finola berjanji tidak akan berulah kembali." Kedua keluarga itu tentu saja terkejut, terutama xavier dan Sabrina.

"Sayang..." Sabrina mendekat. Wanita itu mengelus rambut finola penuh kasih sayang.

'ck, giliran dapat apa maunya disayang.'

"Yang kedua, finola akan memutuskan hubungan dengan devan."

Xavier berteriak senang dalam hati. Apakah insiden keracunan ini, membuat mata finola terbuka sepenuhnya dan mulai menuruti nya? Jika iya, xavier akan melakukan segalanya untuk finola. Akan memberikan apapun yang gadis itu inginkan.

Alexis berdecih. "Hanya itu? Tak ada pentingnya bagi keluarga kami."

Robert menggeleng. "Yang terakhir. Finola memberikan sepenuhnya hak warisan kepada nancy, alexis, dan xavier."

Semua orang didalam ruangan itu membelakkan mata nya terkejut.

Bagaimana bisa semendadak ini?

Kemarin Robert mengatakan kalau hak warisan sepenuhnya jatuh kepada finola. Dan sekarang beralih pada nancy, alexis serta xavier?

Tunggu!

"Kenapa cuman nancy? Kenapa gaiksa, putraku. Tidak mendapatkan hak warisan?" Alexis memberikan tas nya pada sang suami. Kemudian melangkah mendekati Robert meminta penjelasan lebih.

"Gaiksa akan memulai bisnis nya sendiri tanpa warisan keluarga ini. Laki laki seharunya lebih berusaha keras." Jawab Robert.

Gaiksa tersenyum. "It's okay ma. Justru kakek benar. Gaiksa harus berusaha keras agar gaiksa bisa lebih mandiri."

"Tapi—"

"Jangan maruk alexis. Putriku sudah berbaik hati memberikan hak warisan kepada nancy dan dirimu. Bahkan putriku tak sedikitpun mendapatkan hak warisan." Sela xavier memandang datar kembarannya.

ANTAGONIST COUPLE [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now