15 - KERACUNAN

14.2K 786 20
                                    

Aku udh double up loh hari ini... Gak mau vote sama komen nih?

Huhuhu.

- TARGET 100 VOTE UNTUK CHAPTER SELANJUTNYA.

- HAPPY READING -

Jam sudah menunjukkan pukul 22.38 malam namun dokter tak kunjung keluar dari IGD itu.

Seluruh anggota keluarga itu bangkit dari duduk mereka ketika seorang dokter keluar dari IGD membawa brankar finola.

Sabrina menghampiri brankar finola. Menatap khawatir sang putri yang kini masih tak sadarkan diri dengan selang infus di tangannya.

"Anak saya mau dibawa kemana?" Tanya xavier menghalang jalan dokter.

Dokter itu menghela nafas kasar. "Kamar inap khusus pak."

"Putri saya kenapa? Dan kenapa anda tidak meminta izin saya untuk memindahkannya?" Tanya xavier sedikit emosi.

"Tuan Robert sudah mengizinkan pihak rumah sakit untuk memindahkan pasien ke kamar inap khusus. Dan pasien keracunan." Jelas dokter itu kemudian kembali membawa brankar finola menuju ruang inap khusus.

Xavier menoleh menatap sang ayah yang terlihat biasa saja.

"Tadi kalian bilang finola bukan keturunan keluarga ini. Jadi tidak mungkin kan kalian yang mengurus nya?" Ujar Robert.

Pria berumur itu pergi mengikuti brankar finola tak memperdulikan tatapan anak anaknya serta cucu bungsunya. Nancy.

"Masih selamat tu bocah."

- 𝔄𝔫𝔱𝔞𝔤𝔬𝔫𝔦𝔰𝔱 -

Robert memberikan handphone pada salah satu bodyguard nya.

Pria tua itu baru saja menelpon devan. Memberikan kabar mengenai kecelakaan kecil yang di alami finola.

Robert sama sekali tak menoleh ketika anak anak serta cucu cucunya datang.

"Kakek.. pulang yuk, udah malam." Ajak nancy.

Robert hanya diam. Sama sekali tak berniat membalas ucapan nancy.

Pria tua itu, sudah terlanjur kecewa.

Gaiksa mendekati nancy dan Robert. Cowok itu menarik pelan nancy menjauh dari Robert.

"Mama, papa sama nancy pulang aja." Ucap gaiksa dan nancy menggeleng.

"Nancy gak akan pulang kalau kakek juga gak pulang. Bang.. kalau kakek tinggal disini, nanti kakek sakit karena udara dingin." Ucap nancy khawatir terhadap kakeknya itu.

Robert menatap cucu bungsunya tak tak minat. "Saya tidak menerima ke khawatiran orang lain jika orang itu tidak meng khawatirnya cucu saya juga."

Nancy menggerutu kesal dalam hatinya. Finola finola finola, kenapa Robert sesayang itu pada finola?

"Nancy juga khawatir kok sama finola kek. Tapi kakek juga harus ngerti, kakek bisa saja sakit jika tetap disini." Bujuk nancy kekeh mengajak sang kakek pulang.

"Pergilah nancy."

Alexis mendengus kesal menatap malas Robert. "Ayo sayang, kita pulang. Gaiksa, kamu juga pulang."

ANTAGONIST COUPLE [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang