🔹️18🔸️

704 66 18
                                    

Aku ingetin sekali lagi book ini adalah book Angst🤧

Angst with happy ending?

Or Sad?










{PERPECT SACRIFICE}

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

{PERPECT SACRIFICE}

Seokjin pulang ke rumah orangtuanya di Gwacheon untuk merayakan Chuseok, semua anggota keluarganya berkumpul dengan lengkap, kakak pertama-Seokjung dengan istrinya Areum dan mereka membawa serta dua anak mereka, lalu Jisoo yang biasanya selalu sibuk kerja bahkan ikut menyempatkan diri untuk datang-berkumpul bersama keluarga.

Seokjin melihat keponakannya, anak yang ia juluki  dengan panggilan sayang "bayi butter", balita berusia 2 tahun yang lincah dan menggemaskan sedang "mengadem" di lantai, berbaring tengkurap sambil meracau dengan bahasa bayi yang tak seorang pun mengerti.

"Butter, jangan tidur di lantai sayang"

Areum, istri Seokjung, mengangkat anaknya dan memindahkan balita itu ke atas matras, wanita berkulit putih susu itu cukup kerepotan mengurusi dua orang anak, ia mendesah lelah saat mengalihkan perhatiannya pada anak yang satu lagi, si bungsu--anaknya yang masih bayi, berusia 2 bulan dan sekarang menangis karena lapar dan ingin minum susu.

Mendengar suara berisik tangisan saudaranya, Butter meloncat dari sofa dan kembali berbaring ke atas lantai marmer yang dingin, balita itu seolah mencoba mencari-cari perhatian  ibunya yang sibuk menggendong adiknya.

"Butter, sayang. Eomma bilang...jangan tidur di lantai" Areum mendesah lelah dan menggendong bayinya yang masih menangis.

Seokjin yang sejak tadi bermain game hingga tak kenal waktu, akhirnya tergerak untuk membantu sang kakak ipar, ia menjedah permainan game FIFA 23-world cup  dan berjalan menghampiri keponakannya yang berbaring di lantai.

"Ayo, buddy,...jangan berbaring di lantai"

Ia mengangkat dan menggendong balita itu dan membawanya berpindah ke ruangan lain, Areum menatapnya lembut seolah memberikan tatapan secara tersirat mengucapkan 'terima kasih' karena sudah membantu, dan karena ia agak kerepotan mengurusi dua anak yang  butuh perhatian ibu secara bersamaan.

ia berjalan ke arah dapur dalam kondisi masih menggendong keponakan kecilnya. Butter tampak anteng di dalam gendongan seokjin,

Aroma masakan tercium begitu wangi, ibunya yang pandai memasak sudah sibuk sejak tadi untuk menyiapkan masakan istimewah untuk anak-dan suami tersayang.

Skill memasak ibunya sepertinya menurun kepada Seokjin dan sangat bertolak belakang dengan adik bungsunya,-- Jisoo,

Jisoo tidak bisa memasak sama sekali-- ia selalu buruk saat di dapur, dan semua anggota keluarga akan khawatir jika Jisoo akan membakar dapur dan membuat makanan beracun dan mengerikan.

Perfect SacrificeWhere stories live. Discover now