🔸️24🔸️

711 78 17
                                    

Seokjin POV

Jungkook menemuiku di kantor dan ia telah menjadi client yang ingin membangun rumah barunya dengan menggunakan jasa perusahaan kami. Sebenarnya projek itu bisa ditangani oleh Yoongi atau arsitek lain di perusahaanku, tapi  Aku mengambil kesempatan itu -- mengambil alih pekerjaan untuk mendesain rumah barunya.

Saat bertemu dengannya, aku memulai percakapan dengan percakapan umum dan dasar tentang rencana pembangunan rumahnya, sejak awal aku selalu berusaha bersikap profesional sebagai seorang arsitek yang akan membantunya mewujudkan hunian rumahnya yang nyaman dan sesuai dengan seleranya---- aku mulai  banyak bertanya tentang detail rumah yang ia inginkan, mulai dari konsep rumah, jenis, bentuk, dan bahan yang disukainya, aku juga menanyakan banyak hal tentang apa yang ia sukai dan tidak disukainya,

Percakapan kami berfokus pada pembangunan rumahnya, tapi tiba-tiba Jungkook berkomentar tentang pigura kecil yang ada di atas meja kerjaku. Fotoku bersama Haru.

"Hyung, bibirmu mirip dengan putramu" Jungkook tersenyum lembut dan menunjuk ke arah pigura.

Dadaku berdebar saat melihat senyumannya yang manis, terpesona  karena parasnya yang semakin menawan. Ia tampak sangat imut dengan  baby bangs yang menonjolkan daya tarik  mata besarnya dan membuat wajah ovalnya terlihat semakin cantik.

"Maksudmu...Dia handsome, seperti ayahnya?" Singgungku narsis.

"Hmm...," Jungkook merotasikan matanya, sepertinya  menahan diri  untuk mencelaku. "Hyung, Aku kira Haru tampan karena  ibunya sangat cantik--" Jungkook terkekeh dengan hidungnya yang sekilas mengerut ke atas.

Aku tak bisa menebak apakah ia sedang bergurau atau berkata dengan serius, -- jika ia pernah melihat wajah ibu Haru, perkataannya adalah kebenaran. Tapi mungkin ia hanya menebaknya.  Seingatku dia belum pernah melihat wajah mantan istriku atau pernah bertemu secara langsung dengannya.

Aku melihatnya masih tersenyum, wajahnya yang lembut dan imut, dan sinar mata doenya yang indah telah menghanyutkanku.

"Kamu juga cantik Kook"

"Apa?"

Aku buru-buru menunjukkan dokumen digital lewat tabletku, dan mengalihkan perhatian Jungkook atas pujian spontanku tadi.

"Oh, Jungkook aku sudah menuliskan list material bahan bangunan berkualitas untuk rumah barumu, apa kamu ingin mereview atau mengoreksi datanya?"

"Ah, iya hyung, coba kulihat" Jungkook tersenyum kikuk dan ia menatapku dengan wajah sedikit bingung

Setelah membicarakan tentang budget yang ia miliki untuk membangun rumah barunya, aku kembali menanyakan tentang bangunan rumah yang diinginkan Jungkook dan detail lain yang kurang disukainya.

Di pertemuan ketiga, kami sepakat bertemu lagi di kantorku dan aku menunjukkan hasil desain rumahnya yang sudah kurancang.

Mata Jungkook tampak takjub saat aku memperlihatkan desain tiga dimensi rumahnya,  beserta layout denah rumah, dan detail lain yang ada ada dalam rancangan interior dalam rumah sebagai pelengkap.

Kami membahas tentang list material yang akan kami gunakan, dan konsep ruangan yang ia sukai dalam setiap ruangan di rumah yang  akan dibangun nanti.

Jungkook mengatakan bahwa ia puas dan senang dengan desain rumah yang kurancang,  dan sepertinya ia  tertarik saat mendengarku menjelaskan tentang detail material bangunan yang cocok dengan konsep  dan selera rumah yang sangat ia inginkan.

"Terima kasih sudah mempercayakan perusahaan kami untuk membangun  rumahmu Jungkookie"

Aku tersenyum ramah kepadanya, dan Jungkook membalasku dengan simpul tipis di bibirnya yang merah muda.

Perfect Sacrificeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें