🔹️26🔸️

772 68 14
                                    

Pagi tadi Jungkook datang ke rumah Seokjin diantar dengan taxi online, dan saat pulang ia berencana untuk memesan taxi online lagi, tapi Seokjin mencegahnya dan menawarkan diri untuk mengantarnya secara langsung.

Seokjin bersih keras ingin mengantar Jungkook pulang meski Jungkook awalnya terus menolak dan segan karena merepotkan Seokjin yang menyetir ke rumahnya yang cukup jauh. Tapi pada akhirnya Jungkook menyerah dan Seokjin tetap mengantarnya pulang.

Di dalam mobil, Jungkook dan Seokjin memilih terdiam dan hanya bercakap-cakap seperlunya selama perjalanan, sungguh ajaib karena beberapa saat lalu keduanya bahkan telah bercumbu mesra dengan penuh gairah saat di rumah Seokjin tapi tiba-tiba sikap keduanya berubah 180 derajat saat berada di dalam mobil.

Gerak gerik Jungkook yang mudah terbaca jelas terlihat begitu canggung dan malu, ia melemparkan pandangan ke jendela dan terus menghindari kontak mata dengan Seokjin.

Seokjin meski mampu menyamarkan emosi dan ekspresi wajahnya tapi gemuruh di dalam dadanya masih begitu kacau dan semakin menggila kala ia mengingat ciuman panas bersama Jungkook yang hampir membuatnya terbawa suasana dan ingin serakah menyentuh lebih banyak, tapi untung saja ia berhasil mengendalikan diri dan berhenti menyentuh Jungkook lebih berani.

Jangan tanya bagaimana pikiran Jungkook saat ini, bahkan imajinasi di dalam kepalanya jauh lebih liar dan melenceng diluar batas, ia membayangkan bagaimana jika seandainya Seokjin tidak menghentikan cumbuan mesra mereka, dan mereka melakukan hal yang lebih jauh.

Wajah Jungkook bersemu merah, malu sendiri karena pikiran kotornya yang liar, Seokjin melirik Jungkook, diam-diam mencuri pandang pada sang kekasih yang akhirnya bisa ia rengkuh dalam dekapan hatinya.

Musik mengalun di dalam mobil, Seokjin memutar lagu lama milik Band Rock- Wild Flower, Band milik teman mereka, Namjoon.

Lagu cinta bernada ceria itu membuat Seokjin menjadi semakin bersemangat, ia senyum-senyum sendiri saat mengingat pernyataan cinta Jungkook yang sempat mengangetkannya.

Setelah berkendara hampir dua puluh menit lamanya, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan--apartment Jungkook, tempat tinggal sementaranya, sebelum Jungkook pindah ke rumah baru yang dirancang Seokjin, dimana sebentar lagi rumah itu seratus persen akan direncanakan segera rampung satu bulan ke depan.

Jungkook tiba di depan pintu, membuka pintu apartmentnya dengan ragu dan melihat Seokjin yang terlihat tergesa-gesa ingin berbalik badan dan pamit pergi.

"Terima kasih sudah mengantarku hyungie, ---maaf, aku sudah merepotkanmu, dan sebaiknya hyungie segera pulang, karena Haru sendirian di rumah"

Jungkook mengigit bibirnya dengan cemas, mengingat Haru yang meski tertidur, ia takut bocah itu terbangun lalu menangis karena mencari ayahnya.

"Aku senang direpotkan olehmu JK, ah..iya...aku harus pulang secepatnya, - Haru bisa saja terbangun..."

"Hyungie, harusnya tidak bersih keras mengantarku pulang"
Bibir Jungkook mengerucut sekilas, ia masih mencemaskan Haru, bahkan sepanjang perjalanan pulang, ia terus mengingat kondisi bocah itu.

"Yeah, tapi aku sudah mengantarmu pulang"

Seokjin terkekeh ringan dan mengelus tengkuknya dengan canggung. "Boleh aku menciummu sebelum aku pergi?"

Jungkook tertegun mendengar pertanyaan kekasihnya, tapi dengan cepat ia tanpa sadar telah menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Senyuman lembut tersungging di bibir Jungkook, dan Seokjin menyeringai dan langsung menyambut bibir Jungkook dengan ciuman manis,

"Kalo gitu...Aku pulang, JK"

"I-iya Hyungie"

"Aku mencintaimu"

Perfect SacrificeOnde histórias criam vida. Descubra agora