🔹️30🔹️

710 57 9
                                    




Seminggu kemudian...






Seokjin POV

Saat aku membuka mata pertama kali maka yang kulihat adalah wajahnya, wajah bantalnya yang polos tanpa riasan, rambutnya yang berantakan karena jejak bantal semalam dan posisi tubuhnya yang sering berbaring tengkurap dan selimut  yang melorot hingga ke ujung kakinya. Kadang ia mengingau saat tidur, ia suka memeluk,  ia suka memakai pakaian "alami" saat tidur, dan ia suka berganti posisi tidur dan sering berakhir dengan tidur telengkup,  aku mencemaskannya saat ia bangun, ia bisa saja mengalami sakit leher atau kejang otot jika terus-terusan tidur dengan posisi  seperti itu.

Aku mulai menyadari dan memperhatikan prilaku tidurnya setelah kami mulai tidur bersama dan ia berbaring di sampingku setiap hari.

Sudah seminggu berlalu dan aku merasa bahwa kehidupan rumah tanggaku  berjalan harmonis dan sangat memuaskan.

Aku tersenyum tatkala melihat wajah Jungkook yang lugu, dan kelopak matanya  yang menutup mata besarnya yang indah. Ia masih belum bangun,

Aku turun  dari tempat tidur, dan menarik selimut Jungkook ke atas untuk menutupi tubuhnya yang telanjang, karena hari ini adalah akhir pekan, aku akan membiarkannya tertidur pulas sepuasnya dalam beberapa saat dan akan membangunkannya kembali setelah aku selesai membuat sarapan untuk kami berdua. Aku memberikan kecupan suci di keningnya lalu melangkah pergi dari kamar.

Aku kembali setelah membuat sandwich dan menuang segelas susu putih untuk Jungkook. Sudah pukul 07.00 pagi dan sinar matahari menerobos masuk ke dalam kaca dan gorden jendela, aku menyibak tirai dan cahaya terang yang hangat memberikan penerangan melimpah di dalam kamar.

Jungkook masih berbaring dengan posisi tidur telungkup, yang berubah hanya letak selimutnya yang sudah jatuh menjuntai di tepi tempat tidur.

Aku naik ke atas tempat tidur dan menarik selimutnya yang jatuh, menyelubunginya dan masuk ke dalam selimut,

Aku memeluknya dan menyentuh kulitnya yang lembut  dan seputih susu. Ia mendengkur halus, dan suaranya terdengar begitu ritmis, dadanya bernapas dengan teratur.

"Baby, sayang...ayo bangun"

Jungkook masih bergeming, kelopak matanya belum terangkat.

"Ayo bangun..."

Aku belum menyerah untuk membangunkan, meski Jungkook memang sulit untuk dibangunkan setiap pagi.

Setelah beberapa kali aku memanggilnya dan memberikan tepukan halus di pundaknya, akhirnya kelopak mata  Jungkook terangkat dan ia mulai terbangun dengan malas.

"Selamat pagi baby"

"Pagi yeobo"

Suara Jungkook terdengar serak, ia bangkit dari tidurnya dan langsung mengucek kedua matanya, selimutnya  melorot saat ia mengambil posisi duduk pada tepi tempat tidur.

"Cuci muka, terus kita sarapan bersama-- aku sudah membuat sandwich untukmu"

"Sandwich isi apa?"

"Mayo tuna"

"Ah, okay"

Jungkook mengangguk pelan  setelah mengumpulkan kesadarannya, ia akhirnya bangkit dari tepi tempat tidur lalu berjalan santai dengan tubuh telanjang bulat menuju ke dalam kamar mandi.

Aku merapikan tempat tidur saat Jungkook sedang sibuk dengan ritualnya di dalam kamar mandi, beberapa menit kemudian ia keluar dengan lilitan handuk biru di tubuhnya dan dengan wajah yang segar dan aroma wangi dari sabun menyeruak dari tubuhnya.

Perfect SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang