chapter 1

280K 7.3K 403
                                    

"Maaf, Pak. Ada kurir di lobby, mau antar paket atas nama Bapak."

"Kurir? Paket?"
Pria dengan wajah kusut setelah menghabiskan waktu empat jam di ruang rapat, nampak berpikir sejenak. Mencoba mengingat-ingat apakah ada barang yang dipesan di marketplace, tapi hasilnya nihil. Meski otaknya dalam keadaan lelah setelah dipaksa bekerja, tapi ia sangat yakin kalau tidak memesan barang apapun. "Saya nggak pesen apa-apa," akunya.

"Saya sudah cek, paket memang atas nama Bapak. Nomor ponsel yang tertera juga nomor pribadi Bapak."

Tentang nomor pribadinya, tidak sembarang orang tahu. Berarti ada kemungkinan paket itu memang miliknya.
"Kalau begitu kamu saja yang ambil terus bawa ke ruangan saya. Sekalian bawakan makan malam sama kopi. Setelah itu kamu boleh pulang."

"Tapi---"

"Apalagi?"
Efek samping lelah, nada bicaranya sudah tidak enak didengar sampai membuat nyali lawan bicaranya menciut.

"Maaf, itu paket COD, Pak."

"COD?"

"Iya, uang saya nggak cukup buat bayar."

"Ck. Berapa?" tanyanya.
Beberapa lembar uang seratus ribu sudah siap dikeluarkan dari dompet. Ia sudah lelah dan ingin drama paket ini segera berakhir agar bisa segera istirahat sebelum kepalanya meledak.

"Dua puluh sembilan juta empat ratus, Pak."

"Hah?! Gila kamu, ya?! Paket apa semahal itu?"

"Saya tidak tahu, Pak. Itu, kan, bukan punya saya."

Nawasena Manggala menghela napas lantas menanggalkan jas hitam yang melekat di tubuhnya. Sudah emosi, jas malah ikut berulah. Kancingnya sulit sekali dilepas. Tidak memiliki kesabaran cukup, ia pun menarik paksa dengan tenaga penuh sampai kancing-kancing jas berakhir berjatuhan di lantai. Persetan dengan jas yang rusak. Manggala tidak peduli dan melempar jas sialan itu pada sekretaris yang sedang jongkok di dekat pintu mencari kancing jas.

Meninggalkan sekretaris aneh itu, Manggala masuk lift menuju lobby untuk mengurus paket. Rencana paket itu akan ditolak. Memangnya orang gila mana yang mau bayar puluhan juta untuk paket tidak jelas?

Sesampainya di lobby, bola mata  Manggala menyisir sekitar mencari si kurir. Bola matanya berhenti bergerak ketika menangkap seseorang mengenakan jaket merah berdiri di dekat tumpukan kardus. Jadi, tumpukan kardus itu yang nilainya hampir 30 juta?

"Selamat malam, saya Nawasena Manggala," katanya memperkenalkan diri begitu berhadapan dengan kurir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Selamat malam, saya Nawasena Manggala," katanya memperkenalkan diri begitu berhadapan dengan kurir.

"Ah iya, malam Pak. Saya kurir si fast. Ini ada 7 koli barang kiriman olshop gudang jajanan bujang En Ce Te buat Bapak. Pembayaran COD, ya, Pak. Totalnya dua sembilan juta empat ratus delapan puluh ribu."

"Saya nggak pesen itu, jadi bagaimana prosedur nolak paketnya?"

"Ini mau ditolak, Pak?" beo kurir si fast. Kaget. Sebanyak itu ditolak.

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang