Chapter 49

46.1K 4.8K 3.5K
                                    

P E M B U K A

Mau nagih emot dulu sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau nagih emot dulu sebelum baca

***

Nawasena Manggala di tangan Viola benar-benar berubah. Terlihat jauh lebih segar dan muda—seperti bukan bapak-bapak berumur 37 tahun. Sejak Viola menambah jobdesk sebagai fashion stylist pribadi untuk si duda, penampilan pria itu tak pernah monoton dan membosankan lagi. Setelannya bukan hanya kemeja polos yang dipadu dengan celana bahan dan jas, Viola menyiapkan setelan-setelan lebih trendi dan berbeda setiap harinya. Bukan hanya setelan formal, setelan kasual untuk di rumah pun Viola tangani dengan baik. 

Bukan hanya soal pakaian, wajah Manggala yang mulanya kurang terawat—cenderung kusam, Viola sulap menjadi glowing shining shimmering splendid dengan bantuan skincare routin dan facial treatment. Tentu ini bukan proses yang mudah karena awalnya Manggala selalu menolak. Merasa kalau semua itu tidak perlu. Tapi bukan Viola namanya kalau tidak bisa membuat duda anak dua itu patuh padanya. Apalagi kalau bukan menawarkan iming-iming menarik si duda beringas itu.

Apa-apa soal Manggala, Viola memang menjadi orang nomor satu yang memperhatikannya. Selalu mengupayakan yang terbaik untuk hal-hal yang paling sering dianggap sepele sekalipun. Usahanya untuk mengubah Manggala tak pernah main-main. Jadi, jangan heran dengan wujud dari versi terbaru Manggala setelah jatuh ke tangan orang yang tepat—Viola. Seantero sekolah Kala saja pernah dibuat geger saat pria itu datang menghadiri rapat wali murid. Mengira kalau Manggala adalah bintang K-Pop yang akan menjadi guest star.

"Nggak perlu dikeringin pakai itu, Vio. Nanti juga kering sen—" Kalimat Manggala terputus begitu Viola mendudukinya. Pada akhirnya memang pria itu hanya bisa pasrah seperti biasa. Termasuk saat kepalanya direngkuh, kemudian dibawa ke dada sintal perempuan yang mulai mengeringkan rambut basahnya dari sisi belakang. Kalau sudah seperti ini, si duda anak dua langsung anteng berkat kenyamanan yang ditawarkan. Sesekali ia menggerakan kepala, sengaja tenggelamkan wajah ke dada sintal Violanya yang empuk itu. Sementara sepasang lengannya sudah terprogram otomatis berada di sekitaran pinggang sang kekasih.

"Sebenernya nggak rela banget ini dicukur," ungkap Viola setelah kegiatan mengeringkan rambut prianya selesai. Ia sentuh rahang bawah Manggala yang terasa halus pasca dicukur. Sangat disayangkan, sebab Viola suka sensasi geli-geli basah yang tercipta ketika titik sensitifnya bersentuhan dengan cambang-cambang kasar di sekitaran sana.

"Tadi aku bilang apa sebelum cukuran hmm?" tanya Manggala mengingatkan. Ngomong-ngomong, pria itu memang sudah mengubah saya-kamu menjadi aku-kamu.

Viola hela napas.
Mau bagaimana lagi?
Toh ia yang memaksa Manggala untuk bercukur. Sebagai pakar ketampanan duda kesayangannya, Viola menilai kalau cambang-cambang di rahang prianya memberi kesan kurang rapi. Karena sangat memperhatikan penampilan Manggala, maka Viola terpaksa mencukurnya. Padahal bulu-bulu kasar di sana adalah bagian favoritnya ketika sedang dicumbu. "Nggak papa deh, yang penting Sayangku jadi keliatan lebih rapi."

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang