Chapter 39

67.9K 3.8K 822
                                    

P E M B U K A

Kasih emot dulu buat chapter ini \(^o^)/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kasih emot dulu buat chapter ini
\(^o^)/

Celana yang Manggala perosotkan baru saja menyentuh mata kaki, ketika pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. Kontan pria itu mendongak menatap cermin besar di hadapannya. Dari situ ia bisa melihat Viola berdiri di ambang pintu, sedang menguap lebar disertai gerakan menggaruk kepala.

Diam-diam di tengah kegiatan melepas satu per satu kancing piamanya, terus Manggala perhatikan sang kekasih yang baru bangun tidur itu. Wajahnya masih lesu dengan kelopak mata belum terbuka sempurna, penampilannya pun masih berantakan. Sepertinya begitu terjaga, Viola langsung menyusulnya tanpa memperhatikan penampilan.

"Sebel banget gue ditinggalin! Tadi, kan, udah minta tungguin sebentar," dumel Viola begitu menempel pada punggung lebar Manggala. Tak sekadar menempel, ia beri pukulan-pukulan pelan sebagai hukuman. Puas memberi hukuman, perempuan itu gunakan dua tangan untuk memeluk prianya erat-erat dari belakang.

"Padahal gue cuma minta waktu lima menit doang, nggak digubris. Nyebelin banget," gumamnya tidak jelas lantaran posisi wajah ia tekan ke punggung Manggala.

"Saya juga udah bilang, kalau kamu masih ngantuk dan butuh tidur, silakan lanjutin tidurnya. Kamu nggak perlu ikut bangun sepagi ini."

"Tapi gue pengin mandi bareng lagi biar kita makin banyak momen, Mas," rengek Viola. Pelukannya ia longgarkan saat rasakan pergerakan Manggala, hingga kini pria itu berdiri menghadapnya. Memperhatikannya yang sedang merajuk dengan cara dibuat lebih berlebihan dari biasanya.

"Maaf ya," sesal Manggala kemudian menempatkan tangan pada pinggang Viola. Dengan mudah ia bawa perempuan itu melayang dan berakhir duduk di meja wastafel. 
Manggala basuh lembut wajah menahan kantuk kekasihnya dengan telapak tangan yang basah, lalu beri usapan lebih banyak di area sekitar mata dan bibir.

"Dimaafin tapi mandi bareng ya, Mas. Pengin dimandiin lagi. Nanti lo boleh pegang-pegang dikit. Mau emut emmhhh emmhhh atau jilat-jilat nghhh juga boleh."

"Iya. Nanti saya bantu mandiin kamu lagi."

"Nah gitu dong, guenya disayang-sayang. Kalau lo nggak ini-ituin gue, gue tuh ngerasa nggak disayang," akunya tidak perlu main kode. Punya pacar model Manggala tuh harus terang-terangan maunya apa. "Gendong dong!"

Tanpa mengatakan apapun, Manggala tanggalkan satu per satu pakaian Viola, sisakan pakaian dalam saja. Begitu juga dengan dirinya. Kemudian langsung saja ia bopong dan turunkan kekasihnya di bath up, disusul dirinya. Mereka pun berendam air hangat bersama. 

"Ekhem. Gue nunggu disuruh pindah ke pangkuan lo. Kapan mau nyuruh gue pindah? Nggak mungkin, kan, kita jauh-jauhan begini. Kayak asing banget, nggak suka gue," celetuk Viola sewaktu posisi mereka tak seperti yang diharapkan. Ia mengincar kedua paha pria itu untuk dijadikan alas duduk. "Apa langsung aja, nih, gue samperin dan dudukin kayak semalem?"

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang