Day 4 : Hembusan Angin dan Riuh Ombak

701 117 31
                                    

#day4
#kelindan

Kelindan : benang yang berpilin; penggulung benang, istilah umum yang merujuk kepada empat pengertian yakni kelindan sebagai benang yang baru saja dipintal.

(づ ̄ ³ ̄)づ

"Ketua!"

Ryuu mengekor di belakang Keita yang terus mengabaikannya, Ryuu yang jengkel akhirnya mengambil buku tebal di atas meja lalu memukul belakang kepala Keita menggunakan buku itu.

"Sialan!" Keita melempar dokumen yang sebelumnya sedang ia baca tepat ke wajah Ryuu.

"Aku bahkan tidak memukulmu sekuat itu, kenapa kamu melemparkannya seakan ingin membunuhku?!"

Ryuu mengusap wajahnya, merasa pukulan Keita lebih menyakitkan dari yang dia duga.

"Ketua sialan kau jangan pura-pura bodoh, oke? Aku tahu apa yang kau lakukan kemarin jadi katakan padaku di mana kamu menemukan gadis itu?"

"Sudah kubilang dia bukan seorang gadis."

"Jadi apakah sekarang kamu mengatakan bahwa kamu seorang gay?"

"Tidak."

Ryuu menatap Keita yang kembali menyibukkan diri dengan tumpukan dokumen di meja kerjanya, menunggu sampai pria itu membuka mulutnya.

Keita yang merasa semakin muak dengan tatapan Ryuu pun tidak bisa berbuat banyak selain menghela napas lelah, ia pun memutuskan untuk memberitahu Ryuu.

Melihat Keita yang akhirnya meletakan tumpukan dokumen kembali keatas meja membuat Ryuu menatapnya penuh binar.

"Dia teman masa kecil ku, kau tahu kalau aku tinggal di sebuah pulau tidak jauh dari sini 'kan?"

"Jadi dia datang kesini? Tapi bagaimana bisa? Pulau ini sedang ditutup untuk orang luar demi kepentingan penelitian."

"Aku yang membawanya."

Keita menundukkan wajahnya, ia hampir tidak pernah berbohong jadi sulit baginya untuk memaksakan diri menatap lawan bicaranya saat ini. Ryuu yang berpikir bahwa mungkin Keita malu sampai tidak berani menatapnya membuat ia semakin bersemangat untuk mencari tahu siapa orang itu.

"Kau harus mengenalkannya padaku."

"Tidak."

"Kalau begitu aku akan mengadukanmu pada kepala peneliti."

"Kau sialan, dia sudah pulang jadi untuk apa kau membawa masalah ini sampai ke kepala peneliti?"

"Untuk mempersulitmu tentu saja," Ryuu menatap Keita dengan tatapan menantang lalu melanjutkan, "kenalkan dia padaku!"

"Untuk apa kau ingin tahu?"

"Aku hanya ingin tahu, orang seperti apa yang kau cium sampai seperti itu hahaha."

-

Matahari mulai terbenam di garis pantai, menyisakan kehangatan cahaya jingga yang memenuhi langit dengan guratan halus dari barisan awan.

Tenda para peneliti sedang sibuk menyusun beberapa meja untuk menghidangkan makan malam, tim logistik pun mulai menghitung bahan makanan yang digunakan untuk malam itu dan mengirimkannya kepada para atasan sebagai laporan pengeluaran dana harian mereka.

Sedangkan Keita terjebak bersama anggota timnya brengseknya di meja yang sama, mereka semua membicarakan hal yang Keita tidak ingin tergabung di dalam nya.

"Keita, menurut mu lebih baik bokong besar atau payudara besar?" Sasaki bertanya sambil menepuk pundak Keita dengan semangat.

"Aku lebih memilih wajah cantik hahaha." Ryuu menimpali dengan tawa menggema.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now