Day 31 : Hilang Kendali

276 49 5
                                    

#day31
#Papa

Papa adalah miskin, sengsara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Papa adalah miskin, sengsara. Atau dalam Hindu diartikan berdosa atau sesuatu yang buruk.

(⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ

Sudah terhitung dua Minggu berlalu sejak Hanabi menyiapkan kejutan kecil untuknya disertai permohonan untuk saling mengikat janji untuk menikah di masa depan, singkatnya seperti lamaran.  Saat itu Keita tidak yakin apakah harus mengiyakan permintaan wanita itu tapi ia juga tidak tega jika harus mempermalukan Hanabi yang merupakan kekasihnya, jadi dengan perasaan enggan dirinya tetap mengiyakan permohonan wanita tersebut.

Namun sejak itu pula Keita tidak pernah lagi melihat Helios dimanapun, dirinya seringkali pergi ke kafetaria atau taman tempat dimana Helios biasa berbincang dengan Ryuu, Asahi, ataupun Sasaki. Namun sejak saat itu dirinya benar-benar tidak pernah bisa menemukan Helios dimanapun.

Ia benci mengakuinya tapi tanpa kehadiran Helios, Keita merasa sedikit kehilangan.

"Keita-kun, ada apa?"

Hanabi mendorong tubuh Keita kebelakang agar pria itu bersandar pada sandaran kursi kerjanya lalu dengan perlahan duduk di pangkuan pria dengan surai hitam pekat itu, telapak tangannya mulai meraba dada bidang Keita.

Keita merasa sedikit tidak nyaman, dengan lembut ia mendorong Hanabi menjauh darinya, wanita tersebut pun mulai merasa kesal. Ia jelas tahu apa yang membuat suana hati Keita buruk belakangan ini.

"Kau masih memikirkan pria jalang itu? Aku adalah kekasihmu, lagi pula untuk apa kamu memikirkannya?"

"Aku tidak memikirkan Helios."

"Bohong! Keita lihat aku, kau selalu menyukai tubuhku jadi apa menurut mu pria itu mampu menggantikan ku?"

"Hanabi cukup, kenapa kau selalu membawa ini untuk memancing pertengkaran dengan ku?"

Keita mencubit pangkal hidung nya, makin lama suara Hanabi semakin mengganggunya dan membuatnya sakit kepala. Semenjak kedatang Helios, Keita merasa Hanabi semakin lama terlihat semakin menjengkelkan.

Keita pun bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan kearah pintu, hendak keluar dari ruangan yang menurutnya semakin pengap dan membuatnya tidak nyaman.

"Mau kemana kau? Mencari jalang itu lagi?" ucap Hanabi dengan nada sinis.

Keita tidak menghiraukan wanita itu dan melangkah keluar dari ruangannya. Selama berjam-jam ia merokok sambil meminum ber'kaleng-kaleng beer di atap gedung tempat kerjanya, sampai matahari benar-benar tenggelam dan udara semakin dingin barulah Keita memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya.

Saat ini kondisi pria itu cukup mabuk, Tapi Keita adalah peminum yang handal sehingga meskipun dirinya tengah mabuk, ia tetap bisa mengendalikan tubuhnya.

Keita membayangkan saat dirinya membuka pintu ruang kerjanya dan melihat Hanabi lagi membuatnya kembali sakit kepala, jika ia tahu bahwa sifat asli wanita itu seperti ini maka dari awal ia tidak ingin bersama dengan Hanabi.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now