Day 17 : Dia Yang Terlupakan

260 45 6
                                    

#day17
#am

Singkatnya am itu umum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Singkatnya am itu umum.

(⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ

Helios mengurung diri di kamarnya, dadanya terasa sangat sesak sampai ia bahkan lupa tujuan awalnya untuk mencari Chloe.

Kepalanya penuh dengan kenangannya bersama Keita yang seketika menyeruak masuk setelah kejadian hari ini, dirinya sungguh tidak mengerti kenapa Keita bersikap seperti itu kepadanya.

Tanpa terasa sinar matahari yang sebelumnya menyelinap masuk ke dalam kamarnya melalui jendela perlahan mulai pudar dan menghilang, seketika ruangan tersebut menjadi gelap gulita.

Helios menatap nanar ke arah jendela, tempat di mana sinar hangat itu sebelumnya masuk. Pikiran Helios melayang jauh, apakah mungkin saat-saat indah yang menghangatkan itu sama seperti cahaya matahari yang masuk kedalam kamarnya? Cahaya yang akan perlahan hilang dan meninggalkan kegelapan di belakangnya.

Dari awal Helios memang menganggap Keita sebagai mataharinya, tempat dimana ia merasa hangat. Namun ia lupa bahwa ada kalanya matahari akan tenggelam dan meninggalkannya.

Entah sudah berapa lama Helios menangis, ia mendengar pintu apartemen dibuka yang artinya Chloe sudah pulang. Sontak ia langsung menyalakan lampu dan mencuci wajahnya, ia teringat bagaimana ia sudah menyusahkan Chloe sebelumnya.

Helios berpikir bahwa ini adalah masalah nya, ia harus kuat dan sebisa mungkin tidak terlalu menyusahkan Chloe. Setelah memastikan penampilannya baik-baik saja ia pun memutuskan untuk menemui Chloe, dilihatnya Chloe sedang duduk di sofa ruang tengah mereka.

"Chloe, kau tidak pulang dari kemarin. Ada apa?"

Chloe menolehkan kepalanya lalu berkata, "Helios? Ada apa?"

"Ada apa bagaimana?"

Chloe meraih pergelangan tangan Helios, menariknya pelan agar duduk di sampingnya, Helios pun menuruti.
Telapak tangan dingin milih Chloe mengusap lembut sisi wajah Helios, manik matanya menatap Helios dengan cermat.

"Kau menangis lagi, ada apa?"

Mendengar itu Helios merasa sesak yang sebelumnya ia abaikan kembali menyeruak di dadanya seakan menekan paru-paru nya. Butiran air mata tidak lagi menggenang di pelupuk matanya tapi langsung jatuh membasahi pipinya.

Dengan panik ia langsung mengusap air matanya kasar sampai ujung mata dan pipinya memerah, Chloe yang melihat itu seketika langsung panik.

"Apa yang kau lakukan? Jangan seperti ini, sini-sini biar aku yang menghapus air matamu."

Satu tangan Chloe menahan tangan Helios sedangkan satu tangan lainnya mengusap lembut air mata Helios yang jatuh.

"A-aku tidak tahu, aku tidak ingin menangis tapi dadaku sakit." Helios menekan dadanya dengan kedua tangannya.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now