Day 12 : Menyusuri Lautan

289 50 9
                                    

#Day12
#Balada

Balada adalah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog.

(⁠*⁠˘⁠︶⁠˘⁠*⁠)⁠.⁠。⁠*⁠♡

"Aku pergi dulu, kau baik-baiklah pada Fiergo," ujar Helios pada Elenio yang menatapnya dalam diam.

"Kenapa membahasnya?"

"Haha, baik kak sampai jumpa."

Helios melompat ke dalam lautan lalu berenang ke arah barat, sesekali ia menoleh untuk melihat kakaknya sebelum ia benar-benar berenang ke laut lepas.

Suhu dingin air laut mulai ia rasakan begitu ia menjauhi Palung Mariana, tidak ada lagi kehangatan kampung halaman yang membesarkannya. Namun semua pengorbanan ini pasti akan terbalaskan begitu dia bertemu Keita di Tokyo. Bayangan wajah gembira Keita di kepalanya membuat Helios mempercepat gerakan ekornya ke arah barat.

Sedangkan di ujung palung, Elenio menatap bayangan adiknya yang semakin menjauh. Harusnya dia senang karena Helios akan segera menemukan cintanya kembali, tetapi entah mengapa hatinya terasa berat. Dia termenung cukup lama hingga tamparan kasar mengenai kepala belakanganya.

Dengan terkejut Elenio berbalik dan mendapati Fiergo yang menatapnya kesal.

"Kau sungguh membiarkannya pergi dari palung?"

Elenio menatap manik biru gelap milik Fiergo sarat makna. "Dia ingin menemukan kebahagiaannya jadi kenapa aku harus melarangnya?"

"Salah! Itu sangat salah! Kau tidak tahu bagaimana kejamnya daratan dan bangsa manusia! Manusia tidak memiliki perasaan setulus bangsa duyung, jangan naif Ele! Aku tahu kau juga sebenarnya khawatir, kenapa kau membiarkannya pergi begitu saja? Kau gila, kau buta jika itu berkaitan dengan adikmu!?" pukulan itu Fiergo layangkan kembali ke dada Elenio, tapi tangan pucat itu segera dicekal.

"Kau benar, Fie. Sebenarnya aku sangat khawatir, tapi aku mencoba yakin. Aku harus yakin jika Helios akan menemukan kebahagiaan yang dia mau."

Fiergo meremas jemari Elenio. Helaan napas terdengar di keheningan. Jemari satunya lagi mengusap surai perak yang memanjang bagai sutra itu.

"Kau kakak yang hebat, Ele. Sudah terlambat untuk menyesal, sekarang kau harus memikirkan cara untuk menutupi hilangnya Helios. Jika kau sungguh ingin membantu adikmu, selesaikan lah sampai akhir. Aku akan membantumu."

Senyum tipis itu terukir di wajah dingin Elenio. "Oh? Jika kau berniat membantuku jadi apa arti dari pukulan itu?"

"Kau memang layak dipukul."

"Baiklah-baiklah, terimakasih."

"Cih."

-

Entah sudah berapa lama Helios berenang melintasi Samudra Pasifik, Helios melihat banyak hal yang membuatnya bingung sekaligus takjub. Ia juga bertemu beberapa duyung yang berasal dari teritorial berbeda darinya, untunglah mereka sangat ramah.

Ia sangat bersyukur bahwa merman memiliki tubuh yang tidak mudah sakit dan tidak mudah merasa lapar jadi makanan kecil seperti rumput laut bisa membuatnya bertahan beberapa hari ini.

Matahari mulai terbenam lagi, Helios berhenti sejenak untuk menatap langit yang berwarna jingga kemerahan. Suasana hatinya sangat baik karena ia tahu bahwa ia sudah semakin dekat dengan Jepang yang artinya ia semakin dekat dengan Keita.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now