Day 34 : Kemarahan

349 47 3
                                    

#day34
#hujanSuri

Hujan suri itu semacam gerimis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan suri itu semacam gerimis. Tapi kalu gerimis besar atau kecilnya relatif. Nah, kalau gerimis yang kecil banget (biasanya kalau lagi naik motor, kerasa kaya ketetesan air tapi belom gerimis banget).

┏⁠(⁠^⁠0⁠^⁠)⁠┛

"Helios belum kembali?" tanya Sasaki kepada Ryuu dan Asahi.

Asahi menoleh kearah Sasaki, ia pun mengecek jam di ponselnya. Sudah pukul 23.10, dimana sebentar lagi tengah malam.

"Ku rasa, aku harus mencarinya."

Asahi melepaskan celemek yang sedang ia gunakan, meletakkan piring berisi makanan di meja makan lalu berjalan kearah tiang penggantung mantel. Tapi saat itu juga Sasaki menghentikannya.

"Tidak perlu, kau lanjutkan saja menyiapkan makan malam. Aku yang akan keluar untuk mencari Helios."

"Kau yakin? Kalau begitu biarkan bajingan itu membantumu."

Asahi hendak menarik Ryuu yang sedang asik memainkan game di ponselnya sampai tidak menanggapi mereka sama sekali. 

"Tidak perlu, aku sendiri sudah lebih dari cukup."

"Baiklah, hati-hati."

Sasaki berjalan keluar dari unit apartemen tersebut, dengan mobil miliknya ia pun pergi ke sebuah jembatan di tengah kota Tokyo.

Sebelumnya Helios sudah mengatakan kemana dirinya pergi karena hal itulah Sasaki tahu kemana ia harus mencari Helios, disusurinya jalanan di sepanjang jembatan tersebut sampai ke tepi sungai tapi tidak juga menemukan Helios.

"Kau dimana sebenarnya."

Sasaki mulai merasakan kegelisahan di hatinya, belum lama ini Helios terluka karena sebab yang tidak ia ketahui. Tidak perduli sebanyak apa dirinya bertanya, Helios selalu berkata bahwa itu sebuah kecelakaan.

Sasaki semakin merasa khawatir saat semua panggilan yang terhubung ke ponsel Helios selalu terputus begitu saja.

Sasaki memarkirkan mobilnya di pinggir jalan setapak lalu ia pun keluar dari mobil tersebut, pria itu memutuskan untuk mencari Helios ke sekitar taman yang letaknya tidak jauh dari jembatan tersebut.

----------

Sudah tidak terhitung berapa banyak batang rokok yang ia habiskan setelah perdebatan sengit antara dirinya dan Helios, pria dengan surai hitam pekat itu hanya bisa memandang air sungai dengan tatapan kosong.

Pikirannya kosong tapi hatinya sibuk mencerna apa yang ia rasakan, Keita hanya tahu bahwa dirinya menyesal tapi rasa menyesal seharusnya tidak terasa seperti ini. Perasaan yang sedang ia rasakan sekarang adalah sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, hatinya bukan lagi seperti di tusuk ribuan jarum tak kasat mata tapi seperti di remas kuat sampai hancur seperti bubur.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now