Day 27 : Embun Hati

244 51 9
                                    

#day27
#latu

Latu sama artinya dengan api.

୧⁠(⁠^⁠ ⁠〰⁠ ⁠^⁠)⁠

Waktu sudah hampir menunjukkan jam makan siang, Keita kembali mengecek komputer di hadapannya untuk memastikan laporan yang dia masukan ke dalam data pusat universitas telah berhasil terunggah. Dia meregangkan tubuhnya, terutama jemarinya yang cukup pegal setelah berputar-putar di atas papan ketik.

Dia berdiri dan hendak berjalan ke arah pintu keluar, tetapi Asahi lebih dulu memanggilnya. Keita pun menoleh ke arah suara yang sangat akrab itu.

"Ada apa, Asahi?"

Asahi menyodorkan sebuah dokumen tebal kepada Keita. "Bisakah kau menolongku dengan ini?"

"Apa ini?"

"Dokumen ini milik Nyonya Keiko, dia mulai cuti hamil sejak kemarin. Dia menitipkan sisa dokumen ini untuk dimasukan dalam pusat data, aku sedang mengerjakannya setengah, bantu aku mengerjakan setengah lagi. Deadline tinggal beberapa jam."

"Uhm, baiklah." Keita meraih tumpukan dokumen itu.

"Aku sudah membuka situsnya di komputer Nyonya Keiko, kau bisa menggunakannya."

Keita mengangguk kemudian. Dia berjalan ke arah meja Keiko, seniornya yang tengah hamil tua. Berbicara tentang kehamilan membuatnya teringat kembali dengan ucapan pemuda bernama Helios itu. Benarkah pria itu hamil?

Keita berusaha untuk tidak memikirkannya tapi bagaimanapun juga manusia tidak bisa sepenuhnya mengendalikan pikiran mereka, jelas Keita menolak untuk memikirkan pria bersurai perak itu tapi apalah daya.

Keita mencoba fokus. Dia mulai memasukan data ke dalam pusat data dengan sesekali memperhatikan kondisi  meja kerja Keiko. Tidak banyak barang di sana, Keiko telah membawa pergi beberapa barang miliknya sebelum cuti. Namun beberapa benda masih tertinggal seperti cangkir bermotif kucing kesukaannya, tumpukan dokumen lama, juga sebuah kalender kecil yang berada di sudut meja dengan sebuah foto hitam putih yang ditempel di sana.

Di bawah foto tersebut tertempel note bertuliskan 'my love - 7Month', Keita memperhatikan lebih teliti dan menyadari bahwa foto tersebut adalah foto USG dari kandungan rekan kerjanya saat menginjak waktu tujuh bulan.

Dialihkannya pandangannya kembali ke layar komputer yang di mana masih menampilkan tulisan 'loading... Please wait a moment.'

Karena bosan, ia pun berjalan ke arah jendela yang letaknya tepat di belakang kursi kerja milik nyonya Keiko. Ia pun membuka jendela tersebut dan hembusan angin pun menyapu permukaan kulitnya.

Dikeluarkannya sebatang rokok dan korek dari dalam sakunya, ia pun menyesap rokok tersebut tepat saat latu sudah membakar ujung dari batang rokok tersebut.

Asapnya mengepul di udara dan seketika Keita merasakan perasaan yang familiar, entah bagaimana ia teringat pada uap hangat yang keluar dari bibir mungil seorang pria cantik tepat di hadapannya.

Saat itu udara memang sangat dingin dan matahari baru saja menunjukkan eksistensi nya sehingga suhu udara menyentuh 8°C. Dia ingat menarik pemuda mungil itu ke dalam pelukannya demi menghilangkan rasa dingin yang melingkupi mereka.

"Akhhh."

Keita memegang kepalanya yang mulai terasa sakit lagi, salah satu lengannya menopang tubuhnya pada kusen jendela agar ia tidak terjatuh ke lantai.

Sialan, ingatan apa itu.

Dengan seluruh sumpah serapah yang ia lontarkan, Keita meremas batang rokok yang masih terbakar. Latu dari batang rokok itu membakar permukaan kulitnya, tapi Keita tidak merasa sakit sedikitpun.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now