Day 20 : Pria Malam Ini

288 42 1
                                    

#day20
#nila

(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Keita kembali ke apartemennya bersama Hanabi. Kepalanya terasa sedikit pusing dengan emosi yang tidak beraturan di dada. Bagaimana bisa sahabatnya Ryuu memaki dia hanya karena pemuda aneh yang dia temui tempo hari di jalan. Katanya dia masa lalu Keita? Dia pikir Keita seorang gay di masa lalu?

Keita duduk di sofa yang menghadap ke televisi. Menyandarkan punggungnya dengan jemari yang memijat pangkal hidung. Melihat hal itu Hanabi melangkah ke dapur lalu kembali ke ruang tengah dengan secangkir teh hangat untuk Keita, dia meletakannya di meja terdekat lalu duduk di sebelah Keita.

"Ada apa? Kau merasa pusing lagi? Aku akan ambilkan obat mu?" tanya gadis bernama lengkap Hanabi Kaize yang telah menjadi kekasihnya selama ini.

Keita meremas pelan tangan Hanabi di bahunya. "Aku hanya sedikit pusing, bisakah kau tinggalkan aku sendiri untuk saat ini?"

Terlihat perubahan ekspresi di wajah Hanabi secara perlahan. Keita tidak pernah berkata seperti itu kepadanya.
Tangan wanita itu mengepal, pikirannya melayang pada kejadian di mana seorang pria cantik dengan surai perak itu datang ditambah lagi dengan perkataan Ryuu yang mambuat Hanabi yakin bahwa Helios bisa menjadi ancaman.

Hanabi jelas tidak ingin Helios menjadi krikil penghalang pada hubungan mereka. Jika memang pria itu adalah seseorang dari masa lalu Keita, Hanabi tidak akan membiarkannya kembali ke sisi Keita. Hati hanabi menjadi gusar, bagaimana jika ingatan Keita kembali dan dia memilih untuk kembali bersama Helios, betapa buruknya itu.

Hanabi sudah sangat mencintai Keita sejak lama, dia tidak akan melepaskannya apalagi akan mengalah. Namun untuk sekarang Hanabi akan memberi waktu untuk Keita, dia tidak mau Keita merasa tidak nyaman dengannya jadi Hanabi memutuskan untuk undur diri.

"Baiklah, jika itu maumu."

Terdengar helaan napas dari Keita. Dia mengusap kasar wajahnya lalu menatap Hanabi kembali dengan senyuman. "Maafkan aku, Aku tidak bermaksud kasar padamu, jangan masukan ke hati ya?"

Hanabi membalasnya dengan senyuman. "Jangan khawatir, Keita-kun. Aku mengerti."

Gadis itu menepuk kepala kekasihnya sebelum melangkah ke arah balkon, ekspresi manisnya seketika berubah sinis begitu membalik tubuhnya.

Dia meraih ponselnya, segera menghubungi nomor seseorang di ponselnya. Dia bersandar di pinggiran balkon dengan ponsel yang menempel di telinganya.

"Kau ingat pemuda bernama Helios itu? Dia datang ke Tokyo, awasi dia untuk saat ini. Aku akan mengurusnya."

Sementara itu Keita masih memijat kening dengan harapan sakit kepalanya segera hilang, ia berpikir tentang masa lalu tapi tidak ada yang bisa ia ingat.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now