Day 25 : Tekad

245 47 7
                                    

#day25
#Cacar air

Nama penyakit Cacar air
Juga disebut: Varisela
Infeksi virus sangat menular yang menyebabkan ruam melepuh, seperti gatal pada kulit.
Cacar sangat menular terhadap orang-orang yang belum pernah menderita cacar atau belum divaksinasi cacar.

(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

"Muji, ini aku Sasaki."

Sasaki berdiri di depan pintu apartemen Muji, pria itu berbicara di depan alat interkom yang terpasang tepat dibawah tombol bel. Setelah menunggu beberapa saat, Sasaki mendengar suara kunci dan pintu pun terbuka.

"Masuklah." ucap Muji dengan suara serak.

Sasaki sudah terbiasa dengan tempat tinggal Muji karena bukan sekali dua kali ia datang, mereka sering menghabiskan akhir pekan bersama dan inilah yang menjadi alasan Sasaki dengan santai melangkahkan kakinya ke arah tempat tidur Muji dan berbaring disana. Tangannya menggapai beberapa buku komik yang tergeletak di atas nakas sebelah tempat tidur.

Ditengah keasikannya membaca komik milik Muji, Sasaki mendengar pria yang bertubuh lebih mungil darinya itu terbatuk beberapa kali. Dengan perasaan khawatir Sasaki pun bangkit dan berjalan kearah Muji.

"Kau sakit?"

"Entahlah, badanku terasa tidak nyaman."

Sasaki meraih bahu Muji lalu memutar tubuh pria itu agar berdiri menghadapnya, salah satu telapak tangannya menyentuh dahi Muji untuk memastikan suhu tubuh pria kecil itu.

"Kau demam."

"Eh? Aku tidak merasakan apa-apa."

Muji menyentuh keningnya sendiri dengan telapak tangannya, ia tidak merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sasaki memandang Muji dengan khawatir, dan dengan segera mengarahkan pria itu untuk berbaring di ranjangnya.

"Selain demam apa lagi yang kau rasakan?" Sasaki menarik selimut dan menutupi tubuh Muji.

"Kepalaku pusing dan tenggorokanku sakit."

"Kalau begitu, ayo ke rumah sakit."

"Tidak, aku punya beberapa pekerjaan yang harus ku selesaikan."

"Kesehatanmu lebih penting."

Sasaki hendak menggendong Muji, kedua lengannya sudah hendak menopang bahu dan kakinya tapi niatnya itu ditolak oleh Muji.

"Sudahlah, aku punya obat. Tolong ambilkan itu saja, ada di laci."

Dengan helaan napas pasrah, Sasaki pun mengambilkan obat yang dimaksud Muji sedangkan Muji masih sibuk dengan berkas-berkas di tangannya. Muji duduk bersandar di tempat tidurnya dengan sebuah kacamata bertengger di hidungnya. Wajah pucat nya membuat Sasaki ingin sekali menyeret pria itu ke rumah sakit tapi Muji adalah tipe orang yang keras kepala jadi tidak mudah bagi Sasaki untuk menyeret pria itu.

Dengan lembut Sasaki mengambil beberapa lembar dokumen yang sedang Muji baca, tangannya yang lain menyodorkan obat dan segelas air kepada Muji.

"Minumlah, aku akan mencari cara untuk menurunkan demam mu."

Dengan patuh Muji meminum obat yang diberikan oleh Sasaki dan kembali menyibukkan diri dengan dokumen-dokumen yang sedang ia baca sebelumnya.

Sasaki yang melihat temannya itu lebih perduli dengan pekerjaannya ketimbang kesehatannya sendiri merasa kesal sekaligus iba, dengan sebuah baskom berisi air hangat dan handuk ia pun mendekat kearah Muji dan meletakkan baskom berisi air hangat tersebut di nakas samping tempat tidur.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now