Day 18 : Langit Kelabu

240 48 8
                                    

#day18
#teja

Teja bisa diartikan sebagai pelangi atau lembayung saat senja.

(⁠。⁠・⁠/⁠/⁠ε⁠/⁠/⁠・⁠。⁠)

Chloe masih menatap Helios tidak habis pikir, ternyata apa yang dia pikirkan selama ini adalah benar adanya. Sekarang Chloe tertekan sendiri dengan Helios masih bungkam dengan wajah sedihnya.

"Baiklah Helios, apa orang tuamu tahu soal ini?"

"Tidak."

"Lalu siapa saja yang tahu kau pergi?"

"Kakakku dan Fiergo."

"Bahkan Fiergo terlibat astaga, keluarga inti sedang tidak baik-baik saja."

"Karena aku tidak punya pilihan." Helios menurunkan pandangannya, jemarinya saling bermain satu sama lain di atas pangkuannya.

"Jika itu soal cinta, bukankah dia bilang akan menjemputmu kembali?"

"Aku hamil."

"A-apa? Maaf kurasa pendengaranku bermasalah, bisa kau ulangi?" Chloe tertawa canggung sambil memukul pelan telinganya.

"Aku hamil, Chloe. Itu alasan aku pergi menemuinya, aku harus mengatakan bahwa aku sedang mengandung anak kami."

"Kau gila, Helios kau gila! Bagaimana ini, jika keluarga mu tau maka tamatlah sudah. Tokyo pasti akan tenggelam oleh tsunami."

"Ayah tidak akan melakukan itu."

"Dia akan, dan ibumu akan menurunkan badai serta menarik para nelayan ke dasar laut."

"Mereka tidak akan Chloe, mereka adalah bangsa merman bukan siren."

Helios tidak habis pikir dengan ketakutan ekstrim Chloe, sudah jelas ada kontrak hidup dan mati yang mengikat semua bangsa duyung agar tidak menyebabkan kerusakan apapun yang melibatkan bangsa lain.

Chloe bersandar pada sofa dengan tubuh lemas, dia tidak hanya membawa seorang merman ke rumahnya, bahkan merman itu sedang mangandung anak manusia. Tamat sudah.

"Aku tidak punya pengalaman apapun soal kehamilan." Chloe memandang Helios dengan cemas.

"Aku juga." Helios tersenyum getir.

Chloe memandang kosong ke arah jendela, dalam hatinya ia terus mengucapkan bahwa dirinya sudah tamat. Namun seketika ia ingat bahwa ada beberapa kliennya yang sudah memiliki keluarga jadi mungkin ia bisa menanyakan perihal kehamilan kepada mereka.

"Yah bagaimanapun kau sudah hamil, manusia umumnya pergi ke rumah sakit untuk mengecek kehamilan mereka tapi aku tidak bisa membawamu ke sana karena kau seorang pria. Akan berbahaya jika manusia menemukan fakta bahwa kau hamil, tubuhmu bisa dijadikan objek penelitian."

"Objek penelitian itu apa?"

"Seperti kekasihmu yang melakukan penelitian dengan ikan laut dalam dari Palung Mariana."

"Maksud mu dengan menyayat tubuh mereka dan mengeluarkan isi tubuhnya untuk dilihat?"

"Kurang lebih seperti itu."

Helios terkejut, dia segera memeluk perutnya. Dia meringsut ke sudut sofa dengan menunjukan wajah memelas ke arah Chloe bagai anak anjing yang hilang.

"Jangan bawa aku ke sana."

"Anak bodoh, mana mungkin aku membawamu ke tempat yang membahayakanmu?!" Chloe menepuk pelan kening Helios dengan ujung jarinya.

"Hehe." Helios tertawa ringan sambil terus bercanda gurau dengan Chloe.

Black Pearl [Open PO]Where stories live. Discover now