Pada Akhirnya Dia Berhasil Menangkapku

579 112 108
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
à la fin il a réussi à me rattraper
__________

Bogum merasa ini tidak benar. Maksudnya, kedatangan Nona Suzy bersama koper merah mudanya. Pagi itu Bogum baru selesai mandi, untuk tiga hari kedepan Bogum memang cuti bekerja karena berniat pulang ke Masan, kampung halamannya.

Namun niatnya tidak mungkin terlaksana jika ada nona muda berkeliaran di rumah sempitnya.

"Nona Suzy, jangan seperti ini. Lebih baik nona pulang, tuan dan nyonya pasti khawatir." Ini adalah kesekian kalinya Bogum menyuruh Suzy pulang, dan perempuan itu sama sekali tidak mendengarkannya.

Bogum tidak tahu alasan Suzy kabur ke rumahnya di saat ribuan hotel menjamur di Korea. Dan lagipula jika Tuan Bae tahu putri semata wayangnya hinggap di kediaman Bogum, bukankah akan menimbulkan perkara untuknya? Bisa-bisa dia dicurigai sebagai penculik.

"wow, rumahmu bergaya minimalis ya? Praktis sekali, dapur dan ruang tamu menyatu seperti ini. Nice untuk ditinggali pengantin baru. Not bad." Suzy melirik penuh arti ke arah Bogum, mengatakan pengantin baru dengan penekanan yang ambigu.

Bukannya minimalis, nona, tapi memang rumah sepetak ini yang mampu ku sewa..

Bogum tak mau ambil pusing, dia segera menyeret koper Suzy ke luar. Suzy mebelalak segera menyusulnya heboh, "Bogum, Bogum.. ayah akan menikahkanku dengan pria tua hidung belang yang jelek, makanya aku kabur. Dia bilang perjodohan ini demi bisnis, tapi bayangkan bagaimana bisa aku menikah tanpa cinta? Kau tahu, kan, selama ini aku terkekang dan tak bebas. Aku tidak ingin mengancurkan hidupku dengan menikahi orang yang salah, aku ingin terbang tinggi menggapai apa yang ku mau. Tidak ada lagi yang bisa ku temui kecuali kau, rumahmu adalah yang paling aman. Tolonglah aku sekali ini saja, Bogummy.."

Suzy berkaca-kaca, memperlihatkan akting yang begitu baik di depan Bogum dengan segala kebohongan yang ia rangkai dalam waktu kurang dari semenit. Wajah cantik itu memelas, mencebik bibir dengan sangat lucu.

"...kau rela aku menikah dengan pria bajingan?" tanya Suzy hati-hati. Ia mencoba memasuki hati Bogum, menyadarkan Bogum jika pria itu bisa saja kehilangannya dengan beragam kejadian yang Bogum abaikan. Suzy tahu, bahwa sebenarnya Bogum menaruh perasaan yang sama dengannya, pria itu hanya tidak memiliki keberanian untuk melangkah atau membuat keputusan yang menurutnya akan berakhir sia-sia.

Tapi.. apa salahnya mencoba?

Mereka berdua beradu pandang lekat cukup lama, hingga akhirnya pegangan Bogum pada koper Suzy melonggar dan menyeret beda kotak keras itu ke dalam kamar tidur. Suzy tersenyum lega.

"tapi Nona Suzy tidak bisa selamanya di sini. Lambat laun tuan akan tahu keberadaan nona."

"aku tahu, hanya beri aku tempat tinggal untuk beberapa hari."

Bogum berangguk pelan.

Suzy berterimakasih, ia merasa badannya mulai berkeringat gara-gara terkena matahari kampung ketika ia menaiki puluhan anak tangga. Kepalanya juga lumayan gatal, dia butuh mandi. "boleh aku menumpang mandi?"

"tentu saja, sebelah sini." Bogum membawa Suzy ke sisi lain yang tak jauh dari mereka berdiri, pria itu memperlihatkan kamar mandi kecil yang tidak ada bath tub, hanya terlihat shower dan closet di sana. Suzy langsung terdiam.

"apa kamar mandinya kurang nyaman?"

Perempuan itu sontak menggeleng, "tidak-tidak, yang penting ada air hangat dan scented candle."

Bogum mengusap tengkuk, "maaf tapi di rumah ini tidak ada water heater dan juga saya tidak punya lilin aromaterapi."

Gawat. Suzy paling benci mandi pagi dengan air dingin. Tapi bagaimana ya? Dia sedang berada di situasi bertahan hidup jauh dari kenyamanan duniawi yang biasa ia punya. Mungkin aku harus sedikit menahannya.

High Society [END]Where stories live. Discover now