Hanya Sebuah Penutup Kisah Yang Tragis

489 105 44
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Fin d'une histoire juste tragique
__________


Peristiwa di mobil satu jam lalu membuat Suzy gelisah tak menentu. Matanya terus tertuju ke arah tangga yang terhubung pada kamar tidur utama rumah yang ia sambangi. Itu kamar tidur Myungsoo.

Setibanya di rumah Myungsoo, pria itu lemas mengkhawatirkan. Tanpa banyak bicara dia langsung naik ke lantai dua lalu menyuruh Suzy pulang setelah mengambil kotak makan.

Tapi ini adalah Suzy, seorang perempuan yang sukar mengabaikan keadaan sulit orang-orang di sekitarnya. Myungsoo menjadi sakit, badannya lemas tak bertenaga, bagaimana bisa Suzy hanya diam saja? sebagai sekpri (sekretaris pribadi) bukankah dirinya harus melakukan sesuatu?

"Nona, apa tuan baik-baik saja?" yang bertanya itu adalah maid yang pernah bicara dengan Suzy setiap ke rumah ini. Selain maid satu ini ada 10 lagi yang bekerja di rumah Myungsoo. termasuk sopir dan tukang kebun. Namun hari ini sepertinya Suzy hanya melihat seorang, entah kemana perginya mereka.

Suzy menggigit bibirnya, "sepertinya dia kurang sehat."

"apa nona akan pulang?"

Perempuan bersetelan kantor itu melirik arloji, dilihat sudah pukul 7 malam. "ya, sebentar lagi.."

Maid di hadapan Suzy terlihat ragu, seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tertahan di ujung lidahnya.

"ada apa memangnya?" Suzy yang mengerti situasi pun bertanya.

"...anu, tuan adalah orang yang tertutup. Jika keadaannya sedang kurang sehat seperti sekarang, dia jarang menghubungi dokter dan malah mengurung diri di kamar sampai esok hari. Saya pernah hendak memberi tuan bubur dan obat, tapi dia tidak membuka pintu. Lain hal bersama nona sepertinya tuan lebih nyaman, apa boleh saya minta tolong nona untuk membawakan semangkuk bubur dan obat-obatan ke kamar tuan?" tatap penuh harap maid itu berikan pada Suzy.

Baginya, Suzy adalah jembatan penghubung menuju Myungsoo yang enggan diusik jika kondisinya tengah kurang baik. Pria itu akan marah, namun kepada nona satu ini tidak pernah berlaku demikian. Jadi sang maid berpikir, Suzy adalah jalan keluar agar Myungsoo bisa lebih sehat.

Suzy mengusap tengkuk ragu, "saya juga tidak yakin dia mau membukakan pintu untuk saya."

Maid yang kiranya berumur 50 tahunan itu menunduk sendu, "jika dibiarkan, saya khawatir tuan akan kenapa-kenapa. Tolonglah nona... tuan sepertinya lebih mengandalkan nona dalam ranah pribadinya. Kami sebagai maid kurang berhak dengan itu."

Melihat raut menyedihkan itu mana bisa Suzy menolak? Percayalah, Suzy itu jenis orang yang tidak enakan apalagi kalau yang meminta tolong adalah orang yang lebih tua.

Akhirnya Suzy setuju meski ragu Myungsoo akan membuka pintu untuknya. Kita coba saja dulu. Soalnya, melihat kondisi Myungsoo sejam kebelakang, Suzy sangsi pria itu mau diganggu. Pasalnya kondisi lemas Myungsoo terlihat lebih buruk dibandingkan ketika pria itu marah besar.

"baiklah, akan saya coba."

Air muka sang maid langsung berubah cerah. Wanita paruh baya itu menyerahkan nampan berisi mangkuk bubur, segelas air putih dan beberapa butir obat-obatan di atasnya.

Suzy menerima nampan tersebut, melangkah menuju tangga dengan hati-hati.

Ia mengetuk pintu tiga kali. "sunbae, ini aku Suzy membawa bubur dan obat boleh aku masuk?"

Hening.

Jantung Suzy berdegup cepat. Bukan karena falling in love, tapi karena takut, bos. Takut disemprot.

High Society [END]Where stories live. Discover now