Perempuan Kupu-Kupu

509 98 49
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
fille papillon
__________

Sampai di Korea itu hari kamis malam. Tidak ada istirahat, tidak ada libur, mau cuti sakit juga tak memungkinkan kerena kondisi Suzy sudah terbilang sehat kembali. Myungsoo bahkan tahu--Suzy memberi tahunya di pesawat.

Terbesit sebuah perasaan aneh ketika Myungsoo menjadi lebih dingin dan cuek dari sebelumnya. Pria itu pun tak melulu mencari alasan untuk menahan Suzy dalam lingkarannya sepulang dari New York. Suzy tidak bodoh untuk mengerti mengapa Myungsoo berperilaku demikian. Seperti yang Myungsoo bilang kemarin, 'aku akan menjaga sikapku untuk kedepannya' dan pria itu sungguh memberi mereka batas yang tinggi.

Mungkin aku sudah melukai hatinya terlalu dalam.

Lantas apa yang harus aku lakukan, Sunbae? Ku pikir, aku belum siap untuk memperjuangkan lagi seseorang. Biar, biarkan aku selesai dengan proses patah hati ini hingga akhirnya aku siap untuk memulai babak baru.

Suzy mengerti, Myungsoo memang tak memaksanya untuk menerima cinta pria itu. Myungsoo kecewa karena Suzy kerap memperlihatkan ketidaknyamanan atas perasaan Myungsoo. Suzy pun kesal pada dirinya sendiri, mengapa harus bersikap demikian?

Ayolah, putri kesayangan Presiden Bae.. kau adalah orang yang akan terus bersama Myungsoo, jika kau dan dia memiliki kemistri yang buruk, bukankah segalanya akan menjadi kacau? Be profesional, jika di kantor posisikan dirimu sebagai Sekretaris yang baik. Kau bukan Bae Suzy, melainkan Sekretaris Bae yang sangat Myungsoo butuhkan.

"jadi apa yang akan kau lakukan dengan mobil ini?"

Terhenyak dalam lamunan, Suzy menoleh kepada Hyunah. Mereka berdua tengah berdiri tepat di samping mobil yang dikembalikan Park Bogum.

Suzy dengan berkacamata hitam, setelan Riona Jacket dan ESME Skirt merah muda--tentunya siap berangkat ke kantor--menjawab tenang. "tentu saja menjualnya. Garasiku terlalu penuh untuk menampung mobil baru. Atau jika kau mau kau bisa mengambilnya, dipikir lagi menjual mobil perlu proses in-itu. I don't have time for that shit."

Jo Hyunah sontak berbinar mata, wajahnya secerah lentera di malam hari. Pasalnya mobil itu adalah Porche 911 Carrera MT, Porche boyyyy Porche... tololnya kau Park Bogum.

Hyunah menyayangkan sikap Bogum dalam hati, padahal kan kalau mobil dari Suzy dijual pria itu bisa menggunakan uangnya untuk kuliah hukum lalu jadi pengacara sukses--mungkin kalau demikian cinta mereka tidak akan terlalu terhalang kasta.

Tapi meski begitu Hyunah mengerti, dia dan Bogum sama-sama menjalani hidup susah. Mungkin bagi Bogum hukumnya haram menerima barang dari parempuan yang sudah ia tolak mentah-mentah, ini masalah harga diri dan kesadaran posisi. Park Bogum kurang memiliki sisi licik.

Kesenangan Hyunah tengah mencapai puncak sebelum Bae Suzy merusaknya dengan ucapan, "tapi, Hyunah. Gajimu setahun itu bisa sampai 30 Miliyar, you are rich bitch. Kau bisa membelinya dengan uangmu sendiri, dan lagi bukankah kau sudah diberi 2 mobil oleh ayahku?" perempuan cantik itu merenung. Lain hal dengan Hyunah yang mulai meredup.

"Suzy, aku punya tanggungan tiga kepala yang masih sekolah."

"ketiga adikmu hidup dengan baik melalui beasiswa Morning Glory," jawab Suzy dengan senyum teduh.

"Hyunwoo--adik lelaki Hyunah--rencananya mau kuliah di Amerika, aku butuh biaya banyak."

"kau belum dengar kalau Morning Glory sudah membayar biaya kuliahnya bahkan sampai biaya hidupnya? Hyunwoo belum bicara masalah itu ya?"

Hyunah semakin tersudut. Tidaaaak aku ingin Porche itu....!

"mobilku yang dari Tuan Bae sudah usang, kasihanilah aku. Setiap hari harus berurusan dengan mesin yang mati, aki berasap dan bensin yang bocor, pekerjaanku mulai terganggu." Hyunah mulai berlagak sedih.

High Society [END]Where stories live. Discover now