Cemburu Buta

568 99 25
                                    

ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
follement jaloux
_________

Myungsoo pikir Suzy sudah berlebihan memanjakan Han Ruby, sejak mereka bertiga tinggal bersama, Myungsoo terasa diabaikan. Belum lagi sikap Suzy yang terlalu menganak emaskan Ruby dengan membelikannya ini dan itu.

Pagi tadi saja sudah datang puluhan paket berisi pakaian, maianan, aksesori untuk anak perempuan yang Myungsoo tidak tahu kapan Suzy pesannya. Myungsoo tidak masalah jika Suzy ingin bermurah hati, tapi tidak sampai begitu juga. Itu hanya akan membuat Ruby semakin jadi bocah manja menyebalkan.

Pria itu turun dari tangga, menemukan Suzy sedang mengepang rambut Ruby dan menghiasnya sambil melihat tutorial dari instagram. Ruby pun terlihat anteng-anteng saja, sudah rapi dengan gaun biru cinderella yang lagi-lagi hadiah dari Suzy.

"oh, Tuhan, cantik sekali Ruby-ku," puji Suzy. Lalu Suzy menoleh ke arah Myungsoo dan tersenyum. "sudah mau pergi?"

"Suzy, kau tidak akan bekerja?"

Suzy sedikit cemberut, "inginnya sih begitu, tapi Ruby tidak pernah melihat Pengsoo raksasa di Yeuido. Aku akan izin sehari membawanya ke sana dan besok kembali bekerja."

Myungsoo sampai dibuat menganga, "kau--" ia mengusap wajah gusar, "ingat ya, Sekretaris Bae. Selama ini hanya kau karyawanku yang datang kerja sesuka hati dan aku tidak pernah marah akan itu."

"I know right." Suzy membenarkan. Tangannya masih sibuk memberi beberapa gliter di mata Ruby.

"di keadaan seperti ini bukankah harusnya kau sadar diri?" Myungsoo memincing mata. "kau itu tidak profesional. Harusnya aku sudah memecatmu dari jauh-jauh hari!"

Suzy meluruhkan bahu, bangkit berdiri menghampiri Myungsoo. mata bulatnya memandang Myungsoo lamat-lamat, sementara tangannya melingkar di pinggang pria itu. "oppa, kenapa harus marah? Lagi pula kegiatanku tidak begitu buruk. Anggap saja aku sedang berlatih menjadi ibu untuk anak-anak kita kelak. Itu juga bisa dikatakan sebuah pekerjaan, bukan?"

"jangan banyak alasan," dengkus Myungsoo.

Suzy berangsur menarik sudut bibirnya, menggerakan tulunjuknya untuk menekan-nekan dada Myungsoo. "oppa hanya sedang merengek karena aku jadi jarang memperhatikanmu, hm? Jangan begitu, kita punya waktu intim sendiri, di malam hari."

Perkiraan Suzy, Myungsoo akan luluh dengan siasat trik murahannya barusan, tapi ternyata tidak. Pria itu malah menekan telunjuknya di dahi Suzy lalu mendorongnya menjauh.

"aku tetap kecewa, rayuanmu tidak berlaku." Myungsoo melongos ke ruang makan yang bisa terlihat dari tempat Suzy berada, duduk di sana untuk sarapan.

Suzy meringis sebal, "ish!" kemudian membawa Ruby sarapan bersama.

Ketika Suzy dan Ruby datang, Myungsoo memilih acuh tak acuh sambil memainkan ponselnya. Sementara Suzy sibuk mengolesi roti tawar dengan selai kacang, Myungsoo kira Suzy sedang menyiapkan bagiannya, maka Myungsoo berniat menurunkan sedikit amarahnya, tapi ketika perempuan itu memberi roti tersebut pada Ruby, dahinya kembali berkerut.

"makan yang banyak, Ruby," ucap manis Suzy.

"thank you, Mama!"

Myungsoo berdecih. Ini kali pertama ia cemburu pada anak-anak. Pria itu pun langsung berdiri tak memikirkan sarapannya, dia lebih baik beli di perjalanan atau segelas kopi di kantor pun tidak apa-apa. Mungkin Myungsoo terlalu kekanakan, tapi jika ingin lebih tahu lagi, dia benar-benar sudah terabaikan. Mereka berdua jarang memiliki waktu berdua karena Han Ruby selalu menjadi penengah yang sengaja memisahkannya dengan Suzy, perhatian Suzy pun mulai berkurang. Sekarang yang ada di otak Suzy hanya Ruby, Ruby, Ruby!

High Society [END]Where stories live. Discover now