The Ending : Stay With You, Always and Forever

750 108 42
                                    

ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Rester Avec Toi, Toujours Et Pour Toujours
_________

Suzy dan Myungsoo tidak langsung pulang ke Seoul, setelah menjemput Suzy di Wonju, Myungsoo berinisiatif mengajak tunangannya ke IKEA serta supermarket untuk berbelanja bulanan. Hasil belanjaan itu akan disimpan di rumah baru mereka yang sudah rampung, karena setelah menikah mereka berdua akan langsung menempati rumah tersebut.

Sebelum membeli bahan-bahan pokok, keduanya menyambangi toko perabotan terlebih dahulu. Myungsoo mendorong trolley sementara Suzy berlarian riang di depannya, terlihat senang bagai anak kecil.

Suzy menunjuk beberapa sofa yang ia inginkan, lalu ia dan Myungsoo berdiskusi masalah warna yang akhirnya menuai perdebatan.

"warna dominan rumah kita itu putih, jadi bagusnya sama hitam. Ayo ambil sofa hitam."

Suzy merasa kurang setuju, "monokrom sangat membosankan, oppa. Kita kan pengantin baru, harus mempertontonkan rumah yang fresh pada tamu. Ku pikir fuschia tepat."

Myungsoo mencibir dengan tawa, "kau bercanda? Kau ingin membuat rumah barbie atau bagaimana? Setidaknya hitam dan putih mencerminkan keseimbangan."

"keseimbangan dari apa?"

"Yin dan Yang." Myungsoo menimpal dengan keyakinan.

Suzy harus mengusap wajahnya karena itu, dia mencari angin karena mulai gerah sedari tadi seleranya dan Myungsoo sama sekali tidak cocok. Mereka punya banyak kecocokan dalam hal lain, seperti selera film, musik, makanan bahkan dalam masalah ranjang pun lebih dari kata cocok. Tapi untuk yang satu ini, selera keduanya terlampau berbeda. Myungsoo terlalu minimalis untuk orang ceriwis macam Suzy.

Melihat Suzy yang begitu kusut, Myungsoo menjadi ikut-ikutan pusing. Karena itu ia lantas menarik Suzy ke bagian lain, "kita pikirkan itu nanti."

Myungsoo malah membawa Suzy ke bagian gadget yang dipenuhi alat elektronok dan komputer. Pria itu asyik sendiri sampai lupa di belakangnya ada perempuan yang sudah mulai mengantuk.

"oppa," sahut Suzy.

Myungsoo masih sibuk mengangumi televisi canggih yang ia teliti. Suzy menarik-narik ujung bajunya sekali lagi menegur. "oppa!"

"apa?" pria itu menoleh sejenak. Hanya sebentar lalu sibuk kembali.

Perempuan itu cemberut, "aku mengantuk.. ayo pergi ke tempat lain." lalu mengaitkan lengannya pada lengan Myungsoo dan bersandar di sana.

"iya. Tapi aku mau membeli televisi ini dulu untuk di rumah kita. Kau setuju?"

Suzy tidak faham soal elektronik dan sejenisnya, ia pikir para lelaki akan lebih mengetahui itu. Makanya Suzy hanya mengangguk tanpa hasrat atau kemauan dalam benaknya.

Suzy menutup matanya selagi bergelayut di lengan kekar Myungsoo, ketika ia mulai terlelap, Myungsoo menyentil hidungnya. "jangan tidur dulu, sayang." Sambil tertawa ringan.

Padahal ini masih jam setengah delapan malam, tapi Suzy sudah beberapa kali menguap. Seusai Myungsoo membangunkannya dengan cara yang jahil Suzy menyeka mata, "oppa, mau ke sana." Dan menunjuk satu tempat yang berisi banyak ranjang dan miniatur kamar tidur.

Tanpa persetujuan Myungsoo, Suzy berlari lebih dulu, semangat pula. Melihat itu Myungsoo menggeleng dengan senyum geli.

Suzy memasuki contoh kamar tidur yang memiliki dinding dari triplek, menjadikan itu terlihat sebagai kamar tidur sungguhan. Myungsoo menyusulnya ke sana melewati tirai, ia langsung mendesah panjang menemukan Suzy sudah berbaring sambil menutup mata di atas kasur.

High Society [END]Where stories live. Discover now