He's My 911

597 105 63
                                    

ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
c'est mon 911
__________

Suzy kini sudah punya gaji sendiri, gajinya cair setiap tanggal 1 dan itu rasanya menakjubkan. Selama ini Suzy tidak pernah benar-benar bekerja pada orang lain dan menadapat gaji di tanggal tertentu seperti pekerja kantoran normal lainnya. Meski ini sudah gajian ke-5, dia belum pernah menraktir teman-temannya dengan uang itu, Suzy merasa punya beban moral soal itu. Mungkin dia juga ingin sedikit menyombongkan diri kalau dia sudah bisa menghasilkan uang menggunakan keringat sendiri.

Maka, setelah pulang bekerja Suzy memboyong teman-temannya ke sebuah restoran bintang lima.

"uhuuu Bae Suzy, ada acara apa ini? Tiba-tiba menraktir kami?" sedari memasuki retoran yang mereka sambangi, tak henti Nana bertanya dengan decak tak percaya.

"ku pikir aku harus lebih baik lagi memperlakukan kalian, sejak gajian pertama aku selalu tidak sempat membawa kalian berdua makan enak dengan uang ini. Uang gajian." Suzy memamerkan amplop berisi uang gajiannya dengan mata berbinar.

Nana terkekeh geli, "sombong sekali, kau mau pamer kan sebenarnya?"

Nice shoot, Na.

Hyunah bertutur, "aku kira ini perayaan pertunanganmu dengan Pak Menteri."

"Hyunah, jangan melantur. Acara pertunangannya saja belum terjadi," balas Suzy.

"Lantas kapan itu?"

Ketika Hyunah bertanya, makanan mereka tiba. Suzy mempersilakan teman-temannya memesan apa yang merka mau, bahkan Suzy menyuruh mereka memesan menu paling mahal.

"rencananya akhir bulan ini, di antara tanggal 30 atau 31. Harus mencocokkan dengan jadwal padat Menteri Kim, jadi agak sulit mencari hari yang pas." Suzy bicara setelah menelan pastanya.

Hyunah dan Nana saling beradu pandang penuh arti, mereka sepakat menggoda Suzy. "Bae Suzy, kau berhasil menangkap ikan besar dari kolam rupanya."

"kalian sudah tidur bersama?" Ya, siapa lagi yang akan memberi pertanyaan macam itu kalau bukan Im Jina. Pakai suara lantang pula.

Suzy sampai menyimpan garpu dan sendoknya kembali. "Im Jina, ganja sungguh merusak fungsi otakmu."

"just asking, lagipula bukankah Menteri Kim memang mau tidur denganmu ya?"

"tidak begitu!" Suzy dan Hyunah menjawab serempak. Mereka sudah capek dengan kelakuan teman yang satu ini.

Nana memang berjiwa bebas, saking bebasnya malah kebablasan. Tapi dia begitu karena punya masalah pribadi yang ingin dilupakan. Kehidupan Nana tidak seindah kelihatannya, bisa dikatakan Nana memiliki lika-liku hidup lebih menyedihkan dibanding Suzy atau Hyunah. Itu karena tekanan keluarganya.

Ayah dan ibu Nana terbilang keras dalam mendidik Nana, Nana selalu harus mengikuti apa yang mereka mau termasuk Balet. Bahkan Nana pernah bercerita kalau dirinya berani membangkang, kedua orang tuanya pasti mengurungnya di ruangan bawah tanah selama berhari-hari.

Nana yang dikekang lalu mulai memberontak ketika usia 17 tahun, dia kabur dari kepahitan hidupnya dengan mengenal obat-obatan terlarang, minuman keras dan segala yang tidak lazim dilakukan. Suzy dan Hyunah tidak diam saja, mereka sering menyuruh Nana berhenti dan rehabilitasi namun tentu Nana menolak.

Ketika perempuan itu sudah terlalu larut tenggelam dalam dunia gelap, Suzy dan Hyunah tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menyelamatkannya. Setiap menyinggung masalah ini, Nana akan histeris dan bilang kalau mereka terlalu ikut campur.

"oke, oke santai saja kali." Nana tertawa kosong melihat reaksi teman-temannya yang ia anggap berlebihan.

Lagipula perkataannya tidak salah 100%, ia yakin pasti terbesit--walau sedikit saja--keinginan Kim Myungsoo untuk meniduri Suzy, kalau tidak ada berarti orientasi seksual pria itu patut dipertanyakan.

High Society [END]Where stories live. Discover now