365 Hari | 11

1.1K 161 19
                                    

"Bukannya kakak mencintai kak Vio?"

Elemen yang baru saja hendak masuk ke dalam rumah pun langkahnya terhenti, kepalanya miring ke samping guna menatap adiknya. Yang berdiri, bersandar di pilar teras rumah kedua orang tuanya.

Satria, adiknya itu tampak menatapnya tidak suka, lengkap dengan wajah sinis yang tidak pernah ia tunjukkan padanya selama ini.

"Lalu, apa ini?" Satria menatap kakaknya menuntut.

"Kakak berniat menikahi orang lain sedang kakak sendiri tahu kalau hati dan perasaan kakak jelas bukan untuknya?"

Elemen diam, menatap adiknya lurus-di mana kini adiknya itu melangkah ke arahnya. Berdiri tepat di depannya dengan wajah kaku bercampur marah.

"Kenapa?" Tanya Satria begitu kakaknya hanya diam dan memandangnya lurus. "Apa jangan-jangan kakak sudah mencintai wanita itu?"

"Wanita itu?" Elemen mengulang ucapan adiknya. Tampak jelas tidak suka dengan kata itu. "Dia punya nama, Satria. Kallana! Kamu tahu itu, kan?!"

"Apa itu penting?!"

"Satria!"

"Aku tahu kakak tidak mencintai dia, kan?" Tebak Satria, yang seakan bisa membaca situasi kakaknya saat ini.

"Itu bukan urusanmu!"

"Kak!" Tegur Satria sedikit membentak. Dan untuk pertama kalinya dia berbicara sekeras itu dengan kakaknya. Bahkan Elemen tampak terkejut dengan itu semua.

Dengan kedua mata memicing, Elemen menatap adiknya menuntut. "Kenapa? Apa kakak tidak boleh menikahi wanita yang tidak kakak cintai? Apa ada larangan seorang laki-laki untuk tidak diijinkan menikahi wanita yang tidak dia cintai?"

"Terserah, kakak. Tapi itu tidak berlaku untuk Kallana, kak. Aku minta jangan pernah menikahi Kallana! Jangan pernah menikahi wanita yang tidak pernah kakak cintai itu, apa lagi-"

"Jangan? Memangnya kenapa kalau kakak menikah dengan Kallana?"

"Kak."

"Kamu sadar kalau permintaanmu itu konyol? Tidak beralasan atau bahkan-"

"Aku nggak peduli!"

"SATRIA!" Tegur Elemen begitu mendengar teriakan adiknya.

Menarik nafas, lalu menghembuskannya perlahan. Elemen menatap adiknya lebih lunak. "Kenapa?" Tanyanya. "Kenapa kakak tidak boleh menikah dengan Kallana? Dan kenapa kakak harus mendengarkanmu? Beri alasan kakak kenapa kakak tidak boleh menikah dengan Kallana, Satria?"

"Kak."

"Beritahu alasannya, Satria. Alasannya yang masuk akal kenapa kakak tidak boleh menikah dengan Kallana?!"

Satria berdecak jengkel. "Aku yakin kakak tahu alasannya." Ujarnya tanpa mau menjelaskan segalanya.

"Tidak. Kakak sama sekali tidak tahu alasannya kenapa kamu begitu tidak setuju jika kakak menikah dengan Kallana."

"Kak."

"Kenapa? Jangan bilang kalau-"

"Dia memang seperti itu, kak. Semua yang aku katakan itu benar. Dan apa yang akan kakak dapatkan jika kakak menikahi wanita itu?"

"Satria!"

"Dia bahkan memiliki masa lalu dan masa depan yang berantakan. Apa yang akan kakak dapatkan jika menikah dengan dia? Belum lagi keluarga wanita itu yang sangat kacau. Kakak mau memiliki istri yang keluarga dan masa lalunya kacau balau? Dengan hubungan berantakan dan-"

Elemen menggeleng. "Alasanmu benar-benar tidak masuk akal, Satria." Elemen berlalu.

"Nggak masuk akal?" Tegur Satria kembali menghentikan langkah kakaknya lagi. "Kakak sadar tidak sih-"

Kallana; Pernikahan 365 Hari (SELESAI)Where stories live. Discover now