Chapter 4

970 127 23
                                    

"Saya jauh-jauh ke sini, tapi barangnya kosong. Harusnya Teteh ini cek aplikasinya terus. Jadi, kalau ada barang kosong langsung cancel aja. Kalau gini, kan, jadinya merugikan saya."

"Sekali lagi mohon maaf, Pak." Alea hanya bisa meminta maaf berkali-kali. Ia juga tidak tahu jika barang yang dipesan kosong padahal dalam halodoc masih ada stok, di komputer juga demikian, tapi fisiknya tidak ada.

"Maaf aja enggak ada gunanya. Performa saya tetap turun!" katanya sembari berlalu dari hadapan Alea.

Belum selesai masalahnya dengan sang driver, seseorang tiba-tiba bersuara dari loket pengambilan obat.

"Teh, obat saya udah belum? Lama banget."

"Atas nama siapa, Bu?"

"Kinanti."

Alea langsung bergerak mengecek resep, ternyata benar resep atas nama orang tersebut baru masuk. "Obatnya saya siapkan dulu, ya, Bu."

"Dari tadi ngapain aja? Dokter bilang obatnya langsung ke apotek. Ini malah disuruh nunggu lagi."

Alea masih mencoba tersenyum sembari menundukkan kepala sebagai bentuk permohonan maaf. Semuanya berantakan. Stok obat tidak terkontrol, sistem baru juga kacau, dan sialnya lagi Alea jaga sendiri malam ini. Naura mendadak tidak bisa masuk dengan alasan sakit, tetapi selang beberapa menit setelah mengiriminya pesan, gadis itu membuat story WhatsApp yang memperlihatkan bahwa dia sedang melakukan perawatan di sebuah klinik kecantikan ditemani kekasihnya.

"Saya, kan, maunya ke rumah sakit Emerald, masa enggak ada?" teriak seseorang di luar.

"Bukan enggak ada, Bu, tapi yang muncul memang rumah sakit kabupaten. Paling, nanti kalau ibu tetap mau ke rumah sakit Emerald, bisa minta rujukan lagi dari rumah sakit kabupaten." Andini berusaha menjelaskan.

"Ribet dong. Buang-buang waktu aja."

Gadis berseragam hijau tosca itu geleng-geleng. Rupanya kekacauan tidak hanya terjadi di apotek, di klinik juga tak jauh beda. Pasien minta rujukan ke rumah sakit yang berada di Bandung kota, tetapi yang tersedia di sistem memang tergantung diagnosa. Untung saja Hegar tidak masuk. Jika masuk, habislah mereka semua diomeli karena dianggap tidak becus bekerja. Belum lagi tadi Alea bertengkar dengan driver ojek online karena barang kosong. Bisa dipastikan mereka akhirnya diminta untuk update stok di aplikasi Halodoc atau stock opname ulang dan diminta mengganti semua kerugian karena kehilangan barang.

Usai menyiapkan obat, Alea mencoba menghubungi admin klinik. "Halo, Teh. Atas nama Ibu Kinanti tinggal baya, ya. Obatnya udah siap."

"Oke."

Sambungan terputus. Sekarang Alea hanya tinggal menunggu pasien selesai dengan pembayaran, kemudian mengambil obat ke tempatnya.

Gadis itu sempat mengecek ponselnya, kemudian mengernyit melihat pesan dari sang adik.

Adam
Adam mengirim foto.

Adam
Lihat orang yang teteh banggain.
Udah aku bilang, dia beberapa kali bawa cewek malam-malam ke rumah.
Buka mata teteh.

Danish tidak mungkin seperti itu bukan? Selama ini ia memang menjalin hubungan jarak jauh, tapi Alea menaruh percaya yang begitu besar pada lelaki itu. Dia bilang sudah berubah dan tak akan mengulangi perbuatannya di masa lalu. Saat ia masih berusaha keras menepis fakta yang ada, fokusnya tiba-tiba teralih pada sosok perempuan dalam foto. Itu ... Ervina? Saudaranya sendiri yang dulu pernah melakukan hal yang sama, mengambil Danish dari sisinya.

Jemarinya langsung bergerak lincah mengetik sebuah pesan untuk Danish.

Saya
Kamu dimana?
Lagi sama siapa sekarang?

Aku Banyak LukanyaWhere stories live. Discover now