2nd 'Mandi

10.6K 860 18
                                    

Haisa terkadang heran, kenapa anak kecil sangat susah disuruh mandi? Padahal mereka hanya tinggal buka baju dan Haisa lah yang akan membersihkan tubuhnya. Bahkan mandi pun pakai air hangat, tapi kenapa susah sekali?! Anak kembarnya dulu juga begitu, benar-benar membuat pusing Haisa.

"Tofu.. ayuk mandi sayang???"

Asal kalian tau, wanita itu sudah puluhan kali membujuk bocah yang sedang asik dengan dunianya sendiri agar mau mandi. Dari senyuman paling manis hingga paling menyeramkan layaknya psikopat, sudah Haisa coba. Apa hasilnya? Squishi pemberian Ranzu lebih menarik perhatian Tofu.

"Pfffrr." Yah, malah suara aneh itu yang terdengar. Mungkin nanti Haisa akan mengamuk sebentar pada Ranzu.

"Tofu, kalau tidak mandi nanti kamu dimakan semut." Dan kali ini Haisa berhasil mendapatkan atensi penuh dari si kecil. Hais, jika saja bocah itu tidak mengamuk ketika digendong, sudah dari tadi Haisa menculiknya ke kamar mandi.

Tofu menatap polos ke arah Haisa dengan mata berkedip lucu. Ingatkan Haisa bahwa saat ini ia sedang kesal.

"Mut? Pa tu? (Semut? Apa itu?)"

Haisa menunjuk hewan super kecil yang dimaksud yang kebetulan melintas di atas meja. "Itu namanya semut."

Takk!

Sungguh! Haisa terkejut ketika bocah di depannya tiba-tiba memukul si semut. Alhasil, ketika Tofu mengangkat tangannya, semut kecil yang malang itu sudah tewas mengenaskan.

"Dah. Nda da mut, angan tut, ma! (Sudah, tidak ada semut. Jangan takut ma!)" ujarnya gembira disertai senyuman manis. Lalu, Haisa harus bereaksi seperti apa?

"Tuhan. Tidak boleh bunuh semut, Tofu. Nanti kamu dimarah abang Ca." Haisa masih bersabar. Kali ini ia menyeret putra pertamanya, Riusa. Kenapa? Karena Riusa lah satu-satunya orang yang berani membuat anak menggemaskan itu menangis. Terhitung sudah beberapa kali cowok 14 tahun itu membuat adiknya menangis, hingga berakhir dihukum oleh Worgan.

Tapi karena itu pula Tofu jadi memiliki orang yang disegani. Kalau tidak, Haisa tidak bisa membayangkan betapa nakalnya bocah itu.

"Euhm. Nda agi! Ma, yok ndi. (Tidak lagi! Ma, ayo mandi.)"

Hahh.. kenapa tidak dari tadi saja Haisa menggunakan Riusa?

"Ya! Ayo kita mandi."

Haisa membawa bocah gembulnya menuju kamar mandi. Dari arah ruang bermain menuju kamar utama, mereka melewati ruang keluarga yang saat ini kebetulan dihuni oleh Riyu. Inginnya Haisa berlalu tanpa peduli, atau bahkan memang seharusnya begitu. Tapi....

"Chi! Chichi! Mau!"

*Chichi=ayah dalam jepun ygy.

...Tofu melihat pria itu yang sedang bermain dengan kucing dan seketika memberontak heboh di gendongan Haisa. Jika tidak dipegangi dengan tenaga ekstra, mungkin kepala anak itu sudah membentur lantai sekarang.

Lantas, apa yang membuat Tofu menjadi semangat? Itu karena si kucing kesayangan Riyu sedang bermain dengan bulu panjang yang digoyang-goyangkan oleh Riyu. Jarang-jarang Tofu mendapat momen seperti ini, biasanya kucing itu hanya tidur dan berwajah lesu kalau bermain dengan Tofu.

Tidak heran sebenarnya karena Tofu kalau bermain dengan hewan itu kejam. Si kucing digendong ke sana ke mari tanpa henti. Jangan lupa pelukan eratnya karena Tofu sedikit sulit mengangkat hewan itu. Si kucing dipastikan akan tertekan kalau bermain dengan Tofu kemudian menunjukkan wajah letih lesu kalau tidak berhasil kabur. Lalu momen langka seperti ini?

Tidak bisa dilewatkan!

"Astaga! Kita mandi dulu ya? Baru main dengan kucing.." Haisa tidak mau kalah dengan tetap mempertahankan putra bungsunya di gendongan. Namun, nyatanya Tofu pun keras kepala dan semakin heboh. Akhirnya, mau tak mau Haisa menurunkan bocah itu.

The Basement [Dozoura Fam]Where stories live. Discover now