11th 'Bersaing

5.5K 460 8
                                    

Sungguh, Dozoura yang dikenal sebagai keluarga tanpa hati dengan karisma dan wibawa yang menguar itu seakan menjadi sosok yang berbeda. Jangankan tersenyum, mereka yang bahkan terbiasa bersikap dingin kepada pasangan dan anaknya itu, sekarang benar-benar berubah 180 derajat asal kalian tau.

Entah pelet seperti apa yang Tofu gunakan, saat ini Girbel selaku orang yang menyandang gelar sebagai yang paling ditakuti itu sudah menjadi kuda-kudaan untuk si kecil.

Tofu memanggilnya Epa, diambil dari kamus si kecil yaitu grandpa yang sudah disesuaikan dengan lidah mungilnya. Lalu Diva bagaimana? Ya Ema, alasannya pun sama.

"Ju! Da na pat gi! Hahahahahhaha (maju! Kudanya cepat lagi!)" Tawa riang itu terdengar hingga penjuru ruangan. Sedangkan Dozoura menganga tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Mantan kepala keluarga yang sadis itu menjadi kuda! Siapa yang tidak terkejut?

"Apa dia suamiku?" celetuk Diva tanpa sadar. Ia terhipnotis melihat senyuman manis suaminya yang selama ini hilang entah kemana. Dan Diva baru sadar, senyum Tofu itu sama persis dengan senyuman Girbel. Yah, sebenarnya Tofu menjiplak senyuman sang ayah, Worgan yang kebetulan memang mewarisi senyum manis Girbel.

Haisa dan Lunar pun sudah akrab setelah kemarin Lunar berbicara empat mata dengan wanita itu. Mereka berbincang meluruskan segala kesalahpahaman. Beruntung Haisa tak pernah menyimpan dendam pada ibu mertuanya. Semua berjalan lancar, walau Haisa dibuat pusing dengan Lunar yang terus meminta maaf berulang kali padahal Haisa sendiri tak pernah mempermasalahkannya.

Huh, Haisa jadi sungkan.

Jika kalian bertanya bagaimana kabar Worgan, pria itu mungkin sudah akan bunuh diri jika tidak ingat bahwa istri dan anaknya bukanlah anggota Dozoura secara resmi. Worgan tak bisa leha-leha atau meninggalkan mereka begitu saja karena dirinyalah orang yang bertanggung jawab atas kebutuhan mereka. Meski rasanya tak sanggup hidup tanpa sang buah hati kesayangan, namun Worgan juga sadar bahwa ia adalah sumber uang.

Yah.. semua semata-mata karena Tofu benar-benar dimonopoli habis oleh Dozoura. Siapapun itu, mereka pasti rebutan untuk menghabiskan waktu dengan si kecil. Sampai Worgan tidak kebagian kecuali saat malam hari. Itupun terkadang Tofu dikembalikan dalam keadaan lemas akibat lelah bermain. Untung saja putra mungilnya ini tidak bisa tidur tanpa susu.

"Kau seperti mayat hidup, haha." Sinuka tertawa garing sembari melirik wajah sahabat rasa boss nya itu. Entahlah, mungkin memang Sinuka yang bosan hidup.

"Ikut aku."

Walau Worgan berkata demikian, tapi pria itu juga tak beranjak dari duduknya. Namun, tetap saja nyawa Sinuka serasa melayang akibat tatapan tajam yang menghunus nya.

"Maaf maaf saja, tapi tuan Girbel yang terhormat, bukankah waktumu sudah habis?" Kali ini Guanda yang bicara. Ia jengah melihat keseruan ayah bersama cucunya itu. Padahal Guanda adalah kakek kandung Tofu, tapi ia adalah orang yang paling sedikit berinteraksi dengan makhluk imut itu.

"Jika dia betah, kita bisa apa?" balas Girbel cuek. Sekarang ia tengah menimang Tofu menggunakan kakinya, sehingga bocah itu berjungkat-jungkit di kaki Girbel.

"Hahahahahha gi epa, nggi gi! Hahahhaha (lagi Epa, tinggi lagi!)"

"Perintah diterima sayang! Haahhahahah.."

Guanda dan yang lain semakin jengkel. Sedangkan Worgan lebih memilih untuk pergi ke kamar daripada lepas kendali. Huft, ternyata keputusan yang salah menerima Dozoura di rumahnya.. Atau ia usir saja?

"Tofu, tidak lapar?" Haisa bertanya. Jujur ia bingung, biasanya jam segini anak itu sudah merengek minta susu kemudian tak lama pasti terlelap. Tapi sudah dua hari, Tofu melewatkan jatah susu siangnya.

The Basement [Dozoura Fam]Where stories live. Discover now