4th 'Jengkel

7.2K 566 10
                                    

"Mau kemana?" Worgan mendelik kala mendapati istri tercintanya sedang berdandan di meja rias. Pakaiannya juga sangat rapi, sudah pasti Haisa berencana pergi 'kan?

"Belanja. Kemarin Sinuka memasak banyak makanan, sepertinya persediaan bahan di dapur sudah habis. Mungkin aku akan membeli banyak bahan karena tak lama lagi musim hujan, aku malas keluar kalau hujan," jelas Haisa sembari menatap suaminya yang baru keluar dari kamar mandi itu.

Sedangkan Worgan hanya mengangguk mengerti sambil mencari baju di lemari. "Perlu ku temani?" tanya nya.

Jika menurut orang lain Worgan adalah pria dingin yang cuek serta menyeramkan, tetapi di mata Haisa, Worgan hanyalah pria bucin bersifat badut. Lebih-lebih lagi setelah kehadiran si bungsu di rumah mereka, sudah jangan tanyakan kemana perginya wibawa pria itu sekarang.

"Tidak perlu. Aku titip Tofu padamu, jangan biarkan anakku yang manis itu tanpa pengawasan ketika bersama Desva atau Sinuka." Yah, memang kedua pria itu lah satu-satunya ancaman internal di rumah ini.

"Tenang saja, kubakar mereka kalau berani macam-macam," ujar Worgan dengan nada bercandanya. Setelahnya pasutri itu tertawa kecil mengingat betapa konyol tingkah ajaib teman-teman mereka.

"Jangan, nanti tidak ada hiburan untukku lagi."

(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Kalian tau mainan pancing ikan yang di mulut ikannya terdapat magnet? Sekarang bocah gembul bernama Tofu itu sedang mengomel pada si ikan. Alasannya adalah karena ikan itu tidak memakan umpan darinya. Padahal sebenarnya salah Tofu yang menolak menggunakan pancingan mainan. Anak itu malah menggunakan ranting yang sudah diikat tali. Lalu, ia mengambil sebatang rokok milik Desva untuk dijadikan umpan.

Kenapa bisa begitu? Karena di dalam otak Tofu, penampilan Desva yang berambut blonde sangat mirip dengan warna ikan mainannya. Jika Desva sangat suka merokok, seharusnya ikan itu juga suka 'kan? Begitulah kira-kira..

Tapi tenang, Desva tidak pernah diperkenankan merokok di dekat si kecil. Worgan membuat aturan bagi siapapun yang ingin merokok, harus menjauh setidaknya 15 meter dari Tofu kesayangannya. Dan orang-orang di sana cukup tau diri untuk tidak melanggar itu. Mereka juga tak ingin si kecil ini menjadi perokok pasif yang berujung bisa membahayakan kesehatannya.

Saat ini saja, bocah yang sedang kebosanan menunggu ibunya pulang itu seharusnya main di halaman, tapi Desva dan Worgan kekeh untuk memilih bermain di dalam rumah saja. Lebih baik lantai yang becek daripada Tofu kesayangannya kepanasan.

Kembali ke topik.

"Mam! Kan napa nda mam?! Mam pat! Pu pal.. (makan! Ikan kenapa tidak makan? Makan cepat! Tofu lapar..)" Seperti itulah si manis ini memarahi ikannya. Worgan dan Desva yang menemani bocah itu, hanya mampu menahan tawa. Mereka kasihan dengan ikan yang dijadikan pelampiasan amarah Tofu.

"Ih! Kan jaat, nda mam pan-nya! Napa? Nyang ka? Pu pal!  (Ih! Ikan jahat, tidak makan umpannya! Kenapa? Kenyang kah? Tapi Tofu lapar!)" Lagi-lagi Desva dan Worgan tersenyum geli. Bahkan Worgan sudah memegang ponselnya untuk merekam kegiatan bocah itu.

"Makanya, kamu pakai pancingan ini.. nanti pasti ikannya langsung makan." Desva menyerahkan mainan pancingan yang dipegangnya. Karena gabut, pria itu tadi mengambil alih pancingan Tofu dan ikut memancing ikan. Jujur saja, keranjangnya sudah penuh ikan sekarang. Berbanding terbalik dengan milik Tofu yang kosong melompong.

Hah.. seandainya memancing benar-benar semudah ini, sudah pasti Desva memancing setiap hari untuk menghadiahkan ikan fresh pada si kecil.

"Nda ca. Kan na gi nyang, kan na mam ko Pa, nti.  (Tidak bisa. Ikannya cuma lagi kenyang, ikannya makan rokok Desva, nanti.)"

The Basement [Dozoura Fam]Where stories live. Discover now