6th 'Disscuss

5.5K 530 11
                                    

"Aku tidak berhasil membawa sniper itu, tapi aku bawa temannya."

Louis lantas menghampiri Riyu dan putra pertamanya yang sedang membopong seseorang. Pria itu memeriksa keadaan dan setelah memastikan bahwa orang yang dibawa Riyu masih hidup, ia langsung memerintahkan untuk menanggalkan pakaian si pria asing.

"Buang pakaiannya, cepat."

Dan tanpa basa-basi, Riyu serta Hounuga, putra sulung Louis langsung menuruti perkataan pria itu.

"Ih, tontonan tidak senonoh." -Sinuka.

(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

"Ada apa? Hmm?" Haisa terkekeh geli melihat putra mungilnya sedang menggeliat. Tepat setelah itu, Tofu mengerjapkan matanya dan justru menatap Haisa dengan tatapan sayu. Bagaimana Haisa tidak gemas coba?

"Hoaamhh." Suara kecil itu benar-benar obat mujarab untuk Haisa yang beberapa menit lalu masih syok. Sakit di lengannya pun rasa-rasanya hilang dalam sekejap.

"Tofu mau susu, sayang?" Haisa memiringkan posisi tidurnya hingga menghadap tepat ke arah Tofu yang masih bingung. Tentu saja karena ruang kamar yang begitu asing untuk Tofu.

Tapi, daripada pusing memikirkan, lebih baik ia melahap susu ibunya saja. Tofu sudah lapar.

"Na papa? (Mana papa?)" Disela-sela menyusu, bocah itu menyempatkan untuk bertanya keberadaan sang ayah. Memang kebiasaannya ketika bangun, harus ada Worgan yang absen muka. Hal itu membuat Worgan jadi semakin bermalas-malasan di rumah hingga membuat yang lain jadi iri dengki dan frustasi.

"Ada, papa ambil makan sebentar yaa.." Sembari menyusui sang anak, Haisa menepuk-nepuk pantat bulatnya. Tofu yang menggunakan kostum koala sangat lucu, Haisa yakin setelah ini anak itu akan jadi rebutan. Setidaknya kalau hari-hari mereka seperti biasa.

"Na? (Dimana?)"

"Siapa?"

"Ta. Na? (Kita. Dimana?)"

Mampus. Bagaimana caranya menjelaskan pada si kecil kalau mereka sedang mengungsi? Apalagi mereka tidak boleh keluar untuk sementara waktu, dan anaknya itu sangat aktif, suka sekali bermain keluar. Hahh, semoga mereka bisa segera meninggalkan basement ini.

Yah.. semoga.

"Kitaa.. menginap! Sedang menginap di rumah chichi. Jadi, Tofu jangan nakal yaa?" Huh, untung ada Riyu yang bisa dimanfaatkan kapan saja dimana saja. Haisa tinggal menyuruh orang-orang untuk berakting nanti.

"Nap? Pa tu? Na chichi? (Menginap? Apa itu? Dimana chichi?)" tanya Tofu heran. Bagaimanapun juga, ia masih kecil. Kosa katanya masih sedikit untuk mengerti semua ucapan orang dewasa.

"A-ah.. ini rumahnya chichi! Menginap artinya kita bobok di sini.. mengerti?"

"Ma chichi? Na chichi? (Bersama chichi? Dimana chichi?)" Lagi-lagi bocah itu bertanya. Ia terlampau penasaran, rasanya jadi ingin berkeliling.

"Iya sama chichi.. chichi sedang makan sama papa. Sudah, Tofu masih mau susu? Kalau tidak biar-"

Ucapan Haisa terpotong saat tiba-tiba Tofu melahap susunya lagi. Anak itu menghisap dengan lahap, bahkan Haisa merasa payudaranya sedikit sakit.

Hey! Gigi Tofu sudah tumbuh sekitar 6 buah. 3 di atas, dan 3 di bawah. Jangan lupakan sifat jahil anak itu yang terkadang dengan sengaja menggigit milik ibunya. Haisa sesekali memberi pelajaran dengan mencubit hidung anaknya hingga Tofu tidak bisa bernafas. Hanya dua sampai tiga detik, tidak akan membahayakan si kecil tentunya.

"Jangan mulai, Tofu."

Mendengar peringatan Haisa, bocah itu tersenyum walau mulutnya masih menghisap susu. Baiklah, kali ini ia akan mengalah karena akan gawat kalau sampai Haisa marah. Tofu benar-benar lapar, bagaimana jadinya kalau nanti Haisa justru menolak memberi susu?!

The Basement [Dozoura Fam]Where stories live. Discover now