10th 'Menyelesaikan Salah Paham

6.1K 486 5
                                    

"Masih sakit?" Ranzu dengan lembut bertanya pada Tofu yang telah beralih ke pelukan Haisa. Sudah setengah jam berlalu, dan anak itu minta susu sesaat setelah ia berhenti menangis karena disuntik imunisasi.

Ingat, saat ini Tofu sedang ngambek. Ia masih tak terima karena disuntik dengan sadis oleh Ranzu tadi. Walau begitu, Tofu juga kena omelan Usa karena melempar ponsel ke kepala Ranzu. Sungguh, Ranzu melihat Usa sebagai malaikat karena sudah membelanya disaat yang lain mentertawakan pria itu dengan kejam. Padahal Usa hanya tidak mau adiknya jadi nakal dan mendapat surat panggilan dari guru BK seperti Una tadi.

"Mmhm!" Maksud Tofu adalah, jangan bicara denganku!

"Heyy.. jangan marah begitu, nanti Ranzu belikan es krim?" bujuk Ranzu lagi.

"Hmmnh!!" Kali ini maksudnya, pergi menjauh dariku!!

Jujur saja, orang-orang yang melihat adegan itu hanya mampu terkikik geli. Wajah frustasi Ranzu dan tingkah Tofu yang menyembunyikan wajahnya di dada sang ibu sangat lucu. Ingin mereka merampas anak itu, tapi bisa gawat kalau sampai Tofu malah histeris.

"Sayang, maafkan Ranzu ya?" Ya, Ranzu juga takut kalau si kecil benar-benar marah padanya. Kalau tidak ada si kecil, sudah stress dia menghadapi kejamnya takdir. Menjadi seorang dokter tidaklah mudah. Terlebih, ia juga dibebani tugas tambahan dari Worgan untuk menjadi penanggung jawab beberapa hal di perusahaan.

Kembali pada Ranzu yang masih berusaha, sialnya Tofu tidak membalas kali ini. Anak itu malah mengusakkan wajahnya, berharap dapat melahap susu sang ibu karena ia tiba-tiba merasa haus lagi.

"A-ah.. aku ke kamar dulu, sepertinya dia juga sudah mengantuk."

Memang waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua, jadwalnya bagi si kecil untuk tidur siang.

Haisa bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Beberapa saat kemudian wanita itu hilang bersamaan dengan pintu yang tertutup. Ingin Lunar menahannya, tapi apa mungkin? Mengingat hubungan Lunar dengan menantunya itu tidak bisa dibilang baik. Yah, kali ini wanita itu akan mengalah dan pasrah saja dulu.

"Hahh.. sebenarnya, lima belas tahun yang lalu, seperti apa kejadiannya?"

Baik Worgan maupun keluarga Dozoura tersentak mendengar pertanyaan Lunar yang tiba-tiba. Wanita itu menyesap teh dengan gaya berkelas, begitu anggun sebelum akhirnya menatap semua orang di sana. Terutama Worgan dan Guanda, kedua pria yang secara langsung mengatasi permasalahan dengan keluarga Naisaki tempo lalu.

"Maksudmu?" tanya Guanda datar.

"Kau bilang dia gadis lugu, tapi tadi ketika kami masak, dia menentangku dan berkata bahwa dia sengaja menjebak Diagra. Mana ada gadis lugu yang bermain licik untuk menjebak seseorang," jelas Lunar jutek.

Worgan dan Guanda terbelalak. Namun yang lain hanya menampilkan reaksi datar. Kecuali Riyu, pria itu sudah dalam mode siap tempurnya mengingat saat ini yang sedang dibahas adalah sang kakak tercinta.

Apapun yang terjadi, Riyu tidak akan membiarkan orang-orang menyakiti atau bahkan mengusik Haisa. Pria yang lebih muda empat tahun dari Haisa itu siap pasang badan di garda terdepan jika untuk membela sang kakak. Karena, ada cerita di balik hubungan harmonis mereka yang membuat Riyu lebih menyayangi Haisa ketimbang dirinya sendiri.

"Bukankah aku sudah menjelaskan semuanya pada kalian?" tanya Guanda ragu. Terlihat, di sana orang-orang hanya menatap pria itu bingung. Walau tidak kentara juga sih karena ekspresi itu tertutupi wajah flat mereka.

"Kau menjelaskan bahwa wanita itu dulunya gadis lugu yang tidak tau apa-apa. Anak bodoh yang dimanfaatkan keluarganya. Wajar jika Lunar menyimpulkan bahwa karena kebodohan Haisa membuat Diagra dalam bahaya." Diva angkat bicara. Sebenarnya ia salah satu orang yang ikutan bingung dengan ucapan Guanda. Ditambah terlanjur dibuat penasaran dengan reaksi anak serta cucunya tadi.

The Basement [Dozoura Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang