13th 'Panas

5K 420 4
                                    

Worgan itu..

Muak! Ia muak melihat betapa harmonisnya perlakuan Tofu untuk anggota Dozoura. Ia jengah, menyaksikan manisnya tawa si kecil ketika bermain dengan mereka. Sedangkan ia? Terabaikan begitu saja. Mungkin memang sebenarnya Tofu diam-diam sudah pindah KK. Ingat, Dozoura itu licik!

"Sabarlah, kan kalian sudah satu setengah tahun bersama.. lagipula kalau malam kami kembalikan.." ujar Girbel sembari mengelus punggung Worgan, bermaksud menghibur.

Tapi, bukan begitu.. justru karena Worgan sudah terbiasa dengan Tofu, perasaan kehilangannya jauh lebih besar. Ingin Worgan mengamuk, tapi bagaimana caranya?!

"Aku.. hahh." Worgan berlalu menuju tangga dan naik ke lantai atas. Meninggalkan semua orang begitu saja. Mungkin menghabiskan waktu dengan tawanannya bisa sedikit membantu.

"Kasihan.. padahal baru beberapa hari," celetuk Lunar dari kejauhan. Sinuka yang mendengarnya lantas tertawa remeh seakan mengejek habis nasib sahabatnya itu.

"Alay, sejak kapan dia jadi menjijikkan seperti itu." Pria itu berjulid ria entah dengan siapa. Yang jelas, ia balas dendam sebab semalam dihukum Worgan saat dirinya bahkan tak tau apa-apa.

Sementara itu Havna dan Haisa tertawa pelan. Pemicu semua peristiwa di dunia mereka sekarang adalah si kecil. Bocah menggemaskan itu menjadi alasan dibalik tawa dan kebahagiaan semua orang. Tanpa sadar, mereka semua menaruh hati pada sosok buntalan daging mungil itu. Bahkan bisa Lunar pastikan, kalaupun saat ketika hubungannya dengan Haisa tidak baik kemarin, jika saja Haisa menyodorkan Tofu, maka dengan senang hati ia melupakan segala masalah mereka.

Terdengar berlebihan namun, memang seperti itulah adanya. Walau pada akhirnya masalah mereka tempo lalu ternyata hanyalah kesalahpahaman belaka.

"Wac! Nti Pu bak, nggiy! (Awas! Nanti Tofu tabrak, minggir!)" celoteh si kecil mengisi ruang keluarga yang ramai itu. Semua tertawa, sedangkan yang ditertawakan berlarian kesana-kemari.

Dozoura yang biasanya berkumpul hanya untuk membahas pekerjaan, kini malah jarang terpisah. Mereka yang biasa sulit tersenyum, justru terus tertawa beberapa hari terakhir. Padahal, situasi mereka sangatlah buruk, bahkan nyawa pun terancam di ujung tanduk. Hah.. lihatlah, hanya untuk menonton gumpalan lemak beraksi, mereka jadi melupakan pekerjaan.

"Wlee.." Tofu memeletkan lidahnya ke arah Desva yang tengah memegangi kursi mini. Bocah itu sedang bermain kejar-kejaran, dan ia melarikan diri dengan cara naik ke atas kursi.

Kalau tidak segera dipegangi oleh Desva si pelaku pengejar, mungkin wajah bulat Tofu sudah mencium lantai. Dan sekarang, bukannya berterima kasih anak itu malah mengejek Desva.

"Lah? Des lepas ni kursinya, baru kamu jatoh tau rasa!" kesal Desva. Namun, tak ayal ia juga tak bisa menahan tawa.

"Kenapa kau jadi sangat nakal belakangan ini?" Una yang sedang duduk bersama Lunar tiba-tiba bersuara. Yah, ia hanya agak bingung dengan kenakalan Tofu yang meningkat drastis. Apa karena sekarang anak itu punya banyak teman?

"Tofu nggak nakal kak, cuma iseng aja." Vena yang mendengar adik kesayangannya diejek, tentu tak bisa terima. Bocah itu menghampiri si kecil dan lantas merentangkan tangannya seperti membuat barikade agar tak ada yang mengganggu sang adik.

Tapi reaksi Tofu hanya (⁠◔⁠‿⁠◔⁠).

"Hey gendut, turun atau ayah buang ke sungai?" ancam Shuji. Ia cemas melihat tubuh gempal kesayangannya yang seperti akan oleng dari kursi mini itu. Yah, walaupun Desva juga masih sabar untuk memegangi kursinya.

Tentu saja! Bisa bolong kepalanya kalau si kecil sampai terluka.

"Ngai? Pa tu? (Sungai? Apa itu?)" tanya Tofu bingung. Hey! Dia kan tidak pernah meninggalkan kawasan rumahnya seumur hidup!

The Basement [Dozoura Fam]Where stories live. Discover now