18th 'So Hurtful

2.9K 328 14
                                    

Worgan, seorang ayah yang akhirnya bisa bertemu sang anak tercinta setelah dilepaskan dari hukuman oleh ibunya. Dengan bayaran kepala botak, masa tahanan Worgan dipotong. Tapi tak apa, karena Worgan ikhlas lahir batin. Lihat lah, sekarang ia bisa berduaan dengan si bungsu di dalam kamar. Sengaja pintu kamarnya ia kunci agar tak ada hama yang mengganggu momen kebersamaan mereka.

Dan saat ini ia asik menonton Tofu yang tengah menyusun bantal untuk dijadikan benteng perang.

Ssttt.. Tofu sedang berada di dalam dunia imajinasinya sekarang.

"Papa na nda ntu Pu? Pat pat, da cuh wak doy doy na pan! (Papa tidak bantu Tofu? Cepat-cepat, ada musuh bawa dor-dor di depan!)"

Worgan tertawa saja mendengar celoteh putra mungilnya. Seandainya kejadian mengerikan itu benar-benar terjadi, Worgan pasti menjadikan dirinya sendiri sebagai benteng untuk melindungi Tofu. Nyawanya bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan keselamatan si kecil.

Ia juga sadar, ini pasti ulah Desva atau Sinuka yang mengenalkan Tofu pada senjata berbahaya semacam pistol. Tapi entah kenapa bocah itu malah menyebutnya 'dor-dor'.

Tidak tau saja ia kalau Tofu lupa nama pistol.

"Papa na pat nyi! Cuh na tang doy-doy! (Papa cepat sembunyi! Musuhnya datang dor-dor!)" Tofu telungkup didekat susunan bantalnya. Worgan yang merupakan ayah bucin itu hanya bisa mengikuti instruksi dari sang kapten mini.

Jarang-jarang ia bisa berduaan seperti ini. Sejak kehadiran Dozoura, Worgan yang awalnya tak terpisahkan dengan si kecil mendadak seakan berbeda pulau! Tofu tiba-tiba menjadi idola semua orang dan seolah memiliki banyak paparazi yang siap menculiknya. Selagi ada kesempatan, jangan dilewatkan.

"Wac-wac! Da bom na papa! (Awas-awas! Ada bom, papa!)"

Kali ini Tofu menaruh kedua tangan pendeknya di belakang kepala. Entah darimana anak itu menirunya. Worgan sih tertawa saja, ikut merunduk sesekali mengintip apa yang sedang dilakukan si kecil.

Lima belas menit berlalu. Dari awal mereka masuk kamar hingga saat ini, Worgan terus memperhatikan kelakuan dan segala tingkah laku putranya. Dari yang Worgan tangkap, ia dibuat heran setiap kali Tofu mengucek mata. Masalahnya si kecil terlalu sering melakukan hal itu. Terhitung sudah lebih dari dua puluh kali, dan Worgan yakin di kasurnya tak ada debu yang begitu berarti untuk masuk ke mata kesayangannya.

Lagi, saat ini Tofu mengucek mata kanannya. Baiklah, Worgan mulai khawatir. Terlebih ia tidak tau sejak kapan putranya ini memiliki kebiasaan mengucek mata karena kemarin-kemarin dia masih ditahan di lantai atas.

"Adek, sayang kenapa matanya? Sakit?" Akhirnya Worgan bertanya sembari menangkap bocah itu untuk didudukkan ke pangkuannya.

Worgan memperhatikan dengan seksama dan sesaat setelahnya sadar kedua bola mata Tofu mulai memerah. Sial, kenapa ia baru lihat sekarang?!

"Loh mata kamu kenapa?! Sakit?"

Pelan-pelan Worgan meniup mata Tofu namun, sang empu menjauhkan wajahnya.

"Nda.. tay ja pi nda kit na papa. (Tidak.. gatal saja tapi tidak sakit kok papa.)"

Tofu itu sedang semangat bermain, jadi ia memberontak heboh untuk segera melanjutkan perangnya yang di-pause. Padahal musuhnya sendiri gaib alias Tofu hanya perang sepihak.

Mendengar jawaban si kecil, Worgan tidak percaya. Masa iya mata semerah itu tidak sakit? Akhirnya dengan perasaan khawatir yang begitu kentara, ia memilih keluar mencari sang istri. Pria itu meninggalkan si bungsu sendiri di kamar.

Mungkin seharusnya Tofu sendiri, tetapi saat baru membuka pintu, Pellio, putra pertama Tom itu langsung menyerobot masuk. Tadinya ia berniat mendobrak pintu kamar Worgan karena pria itu menyandera si kecil. Namun, karena pintu terbuka jadi ia tak perlu buang-buang energi.

The Basement [Dozoura Fam]Where stories live. Discover now