22 - Selamat Datang Luka

261 3 0
                                    

Rumah baru mereka berada sekitar tujuh kilometer dari rumah dinas lama Adam, terletak di kawasan perumahan elite. Rumah berlantai dua dengan halaman yang cukup luas itu bernuansa monokrom dengan desain minimalis hemat listrik. Tampak sangat nyaman untuk memulai sebuah keluarga. Namun, tentu saja bukan keluarga yang terdiri dari satu suami dua istri.

"Mas, harus banget, ya, kita ikutan tinggal di sini?" tanya Umma sambil memindahkan barang-barangnya dari koper ke dalam lemari. Mereka menempati salah satu kamar di lantai bawah, sementara Amel di atas. "Kenapa kita tidak di rumah lama aja, Amel aja yang di sini."

"Rumah lama itu rumah dinas dari kantor. Pak Gunawan pasti akan bertanya-tanya kalau aku memilih tetap di situ," jawab Adam sambil sesekali menoleh. Dia juga masih sibuk menata barang-barangnya, sambil memeriksa lagi siapa tahu ada yang ketinggalan.

"Kalau ngontrak rumah lain aja?" Umma mengusulkan.

"Akan sangat merepotkan, Sayang. Dan kalau kayak gitu lama-lama Pak Gunawan pasti akan curiga."

Pundak Umma merosot pertanda menyerah. Dia juga tidak mungkin mengontrak rumah sendiri tanpa Adam. Dia tidak akan membiarkan Adam dan Amel tinggal bersama tanpa dirinya. Jadi, sepertinya mereka memang harus tinggal bersama.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib rumah tangga Adam dan Umma selanjutnya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Izin Mendua Di Malam PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang