26 - Memaksakan Diri Terbiasa

151 2 0
                                    

Saat sedang mengumpulkan pakaian kotor untuk dimasukkan ke keranjang cucian, gerakan tangan Umma berhenti sejenak saat meraih jaket yang semalam dikenakan Adam. Selain aroma alkohol, aroma khas parfum Amel juga masih tersisa di sana. Umma menghela napas panjang dan berusaha menguatkan hati untuk kesekian kalinya. Sebisa mungkin dia menghindari berandai-andai. Ini pilihannya, dia harus bisa bertanggung jawab. Selalu itu yang dia ulang-ulang dalam kepalanya.

Saat hendak mengangkat keranjang cuciannya ke belakang, ponsel di atas nakas berdering. Umma meletakkan kembali keranjangnya, lalu beralih mengangkat teleponnya. Ternyata dari Ibu.

"Assalamualaikum, Bu," sapa Umma dengan lembut.

"Waalaikumsalam, Nak. Kamu apa kabar? Kok, jarang hubungi Ibu?"

Hati Umma mencelus. Sejak tiba di Jakarta, dia memang jarang berkabar. Bukannya enggan, dia hanya tidak ingin berbohong kepada ibunya. Karena, semakin sering mereka bicara, rasanya semakin banyak kebohongan yang akan tercipta. Umma tidak ingin ibunya tahu kondisi rumah tangganya saat ini. Biarlah mereka di sana menganggap semuanya baik-baik saja sampai situasinya kembali normal.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib rumah tangga Adam dan Umma selanjutnya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Izin Mendua Di Malam PertamaWhere stories live. Discover now