Part 7. Menuntaskan Hasrat

3K 108 11
                                    

"Kamu ngapain malam-malam begini disini?" Tanya Arjuna menyilangkan tangan kekarnya di depan dada.

"S—saya ... sss ... saya mau kencing" Adrian mencoba mengelak.

"Kencing?" Arjuna mengernyitkan dahinya, "toilet disana" Arjuna mengarahkan jari telunjuknya ke bangunan toilet yang tak jauh dari tempat mereka berada.

"Ah ... iya. Saya ... saya lupa" Adrian berusaha menetralkan nafasnya yang deg-degan dan juga nafsunya yang tak mampu ia bendung.

"Lupa?" Arjuna lagi-lagi mengernyitkan dahi.

Adrian buru-buru menaikkan tangannya. Namun tiba-tiba saja tangan Arjuna mencegahnya.

"Saya bukan anak kecil yang bisa kamu bohongi Dri. Saya tahu apa yang mau kamu lakukan" Arjuna tersenyum memandangi wajah Adrian.

Dengan satu tarikan, kini Adrian berada dalam pelukan hangat Arjuna.

"J—jun ...."

Arjuna membungkam bibir Adrian dengan sebuah ciuman. Melumat bibir Adrian dengan Liar.

Adrian terbelalak. Ini bukan mimpi. Arjuna betul-betul menciumnya, lebih tepatnya memagut bibir Adrian. Hati kecil Adrian ingin menolak namun gairahnya tidak bisa ia bendung. Peperangan antara hati dan nafsu di dalam dirinya yang berkecamuk akhirnya dimenangkan oleh nafsu.

Adrian perlahan membuka bibirnya, mengikuti ritme yang diberikan Arjuna. Kedua pemuda itu kini sudah berpagutan liar dan semakin liar. Persetan dengan pertanyaan di kepala Adrian yang masih kebingungan bagaimana Arjuna bisa dengan berani mencumbunya. Ingin rasanya Adrian menanyakan hal itu, tapi hasratnya yang memburu jauh lebih membutuhkan cumbuan yang diberikan Arjuna.

Dibawah pohon besar, disaksikan purnama yang menyeluruh. Arjuna mengecap setiap inchi bibir Adrian, perlahan turun ke leher Adrian yang jenjang. Tangan Arjuna dengan nakal melepas baju Adrian yang pasrah. Arjuna terus mengecap hingga bibirnya hinggap di dada Adrian.

Arjuna menghisap dada ranum yang bidang milik Adrian.

"Ahhhh ... Arjuna ...."

Adrian mencengkeram kuat rambut Arjuna yang agak gondrong. Adrian menekan kepala Arjuna seakan memaksa Arjuna untuk memakan dadanya. Rasa hangat menjalar di sekujur tubuh Adrian, gairahnya kian memanas dan semakin bangkit ingin dipuaskan. Ia sudah tak memikirkan lagi siapa yang sedang mencumbunya saat ini.

Melihat Adrian yang mendesah nikmat, memacu Arjuna untuk melakukan hal yang lebih liar lagi. Arjuna menjalarkan lidah mengecap pusar hingga ke paha Adrian, Arjuna berjongkok dan memutar tubuh Adrian agar membelakanginya.

Bongkahan pantat Adrian kini sejajar dengan wajah Arjuna. Tanpa ragu dan jijik Arjuna mencium bongkahan pantat Adrian secara bergantian. Lidah Arjuna menjulur ke depan, menjilati sela pantat yang ia tarik sedikit ke arah berlawanan, ujung lidahnya menyentuh pintu anus Adrian.

"Ahhhh .... Arjuna" desah Adrian mengejang.

Jilatan lidah Arjuna membuat Adrian merem melek tidak karuan. Rasanya nikmat, sangat nikmat. Adrian merindukan anusnya di sentuh seperti itu. Rasa gatal di anusnya hilang, bergantikan rasa gairah yang kian membuncah dan ingin pecah.

"Hempphhh .... Arjuna" desah Adrian lagi.

Arjuna kian terpacu mendengar desahan Adrian, ia semakin bersemangat menjilati pantat Adrian. Menggigit kecil bagian daging pantat Adrian yang kenyal.

Puas menjilati pantat Adrian. Arjuna berdiri sambil terus membelai pantat Adrian yang tertungging, tangan Adrian berpegangan pada batang pohon besar yang ada di depannya. Adrian sama sekali tidak menyadari jika Arjuna sudah siap berdiri di belakangnya dan menggiring penisnya ke dalam anus Adrian.

Romance In The VillageWo Geschichten leben. Entdecke jetzt