Bab 28. Bukan Khayal Dalam Angan

1.1K 68 13
                                    

"Arjuna ... Hei ... Jun."

Adrian mengibas tangannya beberapa kali tepat di depan wajah Arjuna.

Kenyataannya apa yang baru saja dialami Arjuna hanyalah khayalannya semata. Adrian memang menyusul ke rumah Arjuna namun pelukan itu tidak pernah terjadi. Adrian justru kebingungan karena Arjuna menatapnya tanpa berkedip. Sedari tadi Adrian memanggil nama Arjuna tapi tak cukup menyadarkan Arjuna dari khayalannya.

"Arjun!" Kali ini Adrian menepuk bahu Arjuna cukup keras sehingga yang punya tubuh mendadak terkesiap dari khayalannya.

"Ah ... eh .... Anu ... ya," Arjuna gelagapan, "k ... kamu ... m ..." lanjut terbata-bata sambil berusaha menetralkan perasaannya.

"Ini sup dari ibu, sayang kalau tidak dimakan" Adrian memotong ucapan Arjuna, ia lantas menyodorkan rantang yang sedari tadi ia pegang.

"Terima kasih" ucap Arjuna mengambil rantang yang kini beralih ke tangannya, ia melihat Adrian dari ujung kaki hingga ke ujung rambut, memperhatikan keadaan Adrian yang basah kuyup karena menerobos hujan, Arjuna tersenyum dan lanjut berkata, "masuk, saya ambilkan handuk dan baju saya."

Adrian tidak menolak, ia mengangguk karena telah dipersilahkan. Sedangkan Arjuna menuju kamarnya setelah meletakkan rantang pemberian ibunya Adrian di lemari yang berada di ruang tengah dekat kamar tidurnya.

Adrian masih berdiri di dekat kursi ruang tamu, ia takut membasahi kursi jika duduk di sana, sambil menunggu Arjuna ia sesekali menggosok telapak tangannya sendiri karena air hujan cukup dingin saat mengguyur tubuhnya.

"Kenapa harus repot disaat hujan begini" suara Arjuna kembali terdengar persis di samping Adrian yang tak sadar jika Arjuna telah menghampirinya lagi, "ini handuk dan pakaian buat kamu, sebaiknya kamu pulang setelah hujan reda."

"Saya nggak mau pulang, saya mau menginap disini" ucap Adrian menerima handuk dan pakaian pemberian Arjuna.

"Kamu jangan bercanda" ujar Arjuna memicingkan mata.

"Saya serius, saya udah ijin sama Ibu dan juga Kak Armand" balas Adrian, tangannya kini menyodorkan lagi handuk yang telah Arjuna berikan.

"Ada apa?" Tanya Arjuna kebingungan karena ia melihat Adrian belum mengeringkan diri sama sekali.

"Tolong keringkan rambut saya" pinta Adrian tersenyum sangat lebar.

Arjuna mengambil handuk berwarna hijau di tangan Adrian dan meletakkannya di atas kepala Adrian, dengan penuh perasaan dan kelembutan, Arjuna mengusap rambut Adrian yang basah.

"Manja" cibir Arjuna.

Namun jauh di dalam hati Arjuna, Arjuna sangat bahagia atas permintaan Adrian, detak jantungnya semakin tidak karuan, Arjuna tidak pernah sedekat ini dengan Adrian, namun Arjuna masih saja menahan perasaannya untuk tak diungkapkan.

"Saya bingung sama kamu" Adrian berucap sambil menatap Arjuna lekat.

"Bingung kenapa?" Arjuna merubah raut wajahnya, kini dialah yang terlihat bingung atas ucapan Adrian.

"Apa nggak ada yang mau kamu bicarakan sama saya?" Adrian balik bertanya.

Arjuna bertanya lagi, "tentang apa?"

Adrian berdecih malas, Arjuna memang tidak peka seperti yang ia pikirkan. Adrian sudah tahu mengenai perasaan yang Arjuna pendam, hanya saja Adrian ingin mendengar pengakuan Arjuna secara langsung. Sebenarnya, sejak perjalanan mereka ke kabupaten sampai mereka pulang lagi ke desa, Adrian sudah berusaha memancing agar Arjuna mengungkapkan apa yang ia pendam, namun Arjuna masih saja sanggup menyimpan perasaannya. Itulah penyebab Adrian kembali menghampiri Arjuna, ia ingin mencoba kembali memancing Arjuna agar mengakui perasaannya. Lagi-lagi Adrian kesal karena Arjuna tak sedikitpun peka atas apa yang dilakukan Adrian.

Romance In The VillageWhere stories live. Discover now