Bab 20. Tak Mudah Melupakan

849 56 4
                                    

Mobil mewah yang dikemudikan Eri memasuki rumah yang megah dengan nuansa putih bersih dan juga sejuk dengan beberapa penataan tanaman buatan yang ada di perkarangan depan rumah tersebut. Gerbang rumah milik Eri sangat canggih, gerbang itu bisa terbuka dan tertutup dengan sendirinya hanya dengan menekan tombol yang sudah di atur Eri di Dashboard mobilnya itu.

Lagi-lagi kesuksesan Eri secara ekonomi di perlihatkan jelas, Eri yang masih terbilang muda sudah memiliki segalanya dalam bentuk materi. Arjuna berdecak kagum, sudah seharusnya Pak Yahya bangga memiliki anak laki-laki seperti Eri.

Arjuna dan Eri keluar dari mobil setelah memarkirkan mobil mewah yang mereka tumpangi ke dalam bagasi yang sangat luas, ada dua mobil mewah lainnya yang terparkir di dalam bagasi tersebut, tentu saja semuanya milik Eriawan.

Pintu bagasi juga tertutup otomatis hanya dengan menekan tombol di remote control kecil yang Eri kaitkan di kunci mobilnya, setelah itu Arjuna dan Eriawan berjalan sedikit menaiki tangga untuk menuju pintu utama rumah Eriawan.

"Apa ini tidak berlebihan?" Tanya Arjuna saat pintu terbuka.

Arjuna sedikit terkejut mendapati ruang tamu sudah di dekorasi sedemikian rupa. Botol minuman yang tentunya adalah alkohol sudah berjejer rapi di meja, kelap-kelip lampu disko juga terlihat walaupun samar karena suasana hari yang masih terang. Dekorasi itu tak hanya di ruang tamu namun menyeluruh hingga ke arah halaman belakang rumah yang memiliki kolam renang pribadi.

Arjuna berjalan menyusuri ruangan hingga ke bagian kolam renang. Bahkan di dekat kolam renang sudah terdapat mini bar yang dilengkapi dengan segala macam jenis minuman beralkohol dengan kadar tinggi, terdapat speaker yang cukup besar di mini bar itu, sudah pasti fungsinya untuk mendengarkan musik yang bisa dimainkan kapan saja.

"Ri, kamu yang menyiapkan semuanya?" Tanya Arjuna.

Eriawan tersenyum menggelengkan kepala, "bukan, saya bayar jasa orang."

"Ini terlalu berlebihan hanya untuk kita berdua" ujar Arjuna.

"Siapa yang bilang cuma untuk kita?" Eriawan balik bertanya membuat kerut di dahi Arjuna, "saya ngundang temen-temen saya. Kebetulan jatah saya yang nyiapin pesta. Sekalian aja ... ngerayain keberhasilan kamu meraih yang kamu mau."

"Pesta?" Arjuna semakin mengernyitkan dahinya, "pesta apa?"

"Nanti malam kamu juga akan tau" jawab Eri misterius, "ngomong-ngomong, hari ini saya udah terima puluhan kali panggilan telepon dari Pak Santo."

"Lalu?" Tanya Arjuna penasaran.

"Seperti yang kamu mau, saya merahasiakan keberadaan kamu disini, termasuk dari Ayah saya sendiri" jawab Eriawan.

"Terima kasih" ucap Arjuna tersenyum lega.

"Kamu bisa istirahat, Jun. Ah ... maksud saya Bima" ujar Eriawan, "kalau nanti malam kamu mau bergabung, kamu bisa turun dari kamar karena saya nggak akan bangunin kamu."

"Saya akan pikirkan" balas Arjuna meninggalkan Eriawan yang menatap kepergian Arjuna ke kamarnya yang berada di lantai atas.

* * *

Arjuna menggeliat, suara musik disko samar-samar terdengar di telinganya. Eriawan memperlakukan Arjuna dengan sangat baik, Arjuna diberikan kamar yang luas dengan ranjang yang super empuk, ada televisi pribadi dan juga balkon pribadi yang terhubung ke kamar itu.

Arjuna melirik jam dinding, jarum jam menunjukkan pukul 8 malam. Sepertinya Arjuna sangat lelah, sehingga ia tertidur cukup lama setelah membersihkan dirinya tadi siang, sayup suara musik masih terdengar dari kamarnya saat ini.

Arjuna meregangkan tubuhnya, ia membuka selimut yang menutupi tubuhnya, ia hanya mengenakan celana dalam pendek saja, Arjuna beranjak dari kasur empuk yang membuat tubuhnya nyaman, berjalan menuju lemari besar yang berisikan pakaiannya. Arjuna tersenyum karena begitu banyak baju dan celana yang sesuai ukurannya, tentu pakaian itu Eri yang membelikan untuk Arjuna.

Romance In The VillageWhere stories live. Discover now